Xl Axiata Dan Smartfren Merger, Hal Ini Paling Disorot Investor

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi mega merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan melahirkan entitas baru berjulukan XLSmart dinilai bakal menciptakan nilai sinergi triliunan rupiah per tahun pasca integrasi keduanya berjalan.

Mengutip materi paparan Analyst & Investor Conference Call XL Axiata, XL bakal menjadi surviving entity dan tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sembari menerbitkan saham baru kepada pemegang saham Smartfren sesuai dengan rasio penggabungan. Rasio penggabungan adalah 72:28 nilai ekuitas antara XL Axiata dan Smartfren.

Tanggal 10 Desember 2024, perjanjian definitif merger diteken kedua belah pihak. Sehari kemudian, proposal tindakan merger ini diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Di tengah proses merger nan sedang berjalan, belum lama ini EXCL merilis laporan finansial untuk tahun kitab 2024. Analis BRIDanareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam laporan riset terbarunya menjelaskan bahwa keahlian EXCL di kuartal IV-2024 tetap resilien serta pasar menanti rampungnya tindakan merger.

"XL melaporkan untung bersih kuartal 4 tahun 2024 mencapai Rp 502 miliar (tumbuh 72,2% secara kuartalan dan 85,3% secara tahunan) ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan marjin EBITDA nan terjaga" tulis Niko dalam laporan risetnya, Jumat (14/2/2025).

Dalam laporan tersebut juga menjelaskan bahwa merger XLSmart tetap on-track untuk tercapai di kuartal 3 tahun 2025. Salah satu perihal nan banyak disorot dari merger adalah potensi sinergi nan tercipta nantinya.

Manajemen memberikan pedoman bahwa nilai sinergi bakal dapat dicapai kurang lebih 3-5 tahun setelah merger dengan perkiraan nilai mencapai USD 300-400 juta per tahun. Dengan dugaan kurs Rp 16.000/USD maka perkiraan nilai sinergi tersebut setara dengan Rp 4,8 - 6,4 triliun per tahun sebelum pajak.

"Sinergi dari tindakan merger dapat terealisasi terutama lantaran dua entitas upaya menggabungkan kelebihan masing-masing dan menciptakan satu entitas baru nan jauh lebih kompetitif nan tidak dapat dicapai jika EXCL dan FREN berdiri sendiri-sendiri (standalone)" - Aqil Triyadi dari Panin Sekuritas.

Pembentukan sinergi terutama dipengaruhi oleh aspek jaringan dan prasarana teknologi informasi, pengadaan dan aspek komersial. Dalam paparannya, baik EXCL dan FREN dapat melakukan optimasi jaringan dengan menon-aktifkan 20-30% jaringan nan tumpang tindih.

Dari sisi ekspansi, entitas baru berjulukan XLSmart nan terbentuk pasca merger juga dapat berinvestasi selektif di kota-kota nan ditargetkan dengan konsentrasi pada profitabilitas. Selanjutnya dari aspek percepatan saluran digital dapat dicapai dengan memberikan pengalaman digital baru nan lebih unggul dan meningkatkan penjualan silang alias cross-selling.

"Nilai sinergi nan diestimasikan sebesar Rp 4,8 - 6,4 triliun per tahun sebelum pajak pasca-merger tetap sangat feasible untuk dicapai. Memang butuh proses dan waktu dan tidak serta merta, tetapi skala ekonomi nan lebih besar ditambah optimasi beban biaya operasional, kebutuhan shopping modal (capex) hingga beban sewa setiap tahunnya memungkinkan perusahaan capai nomor sinergi nan diharapkan, apalagi jika melangkah mulus sinergi bisa lebih besar" - Aqil Triyadi dari Panin Sekuritas.

Sementara itu, riset CGS International juga turut melakukan kalkulasi potensi pembuatan nilai tambah kumulatif dari sinergi per tahun pra-pajak nan diestimasikan bisa mencapai Rp 19,6 - 28 triliun nantinya.

Dengan penggabungan EXCL dan FREN, nantinya XLSmart bakal mempunyai 94,5 juta pengguna seluler, dengan pendapatan sebesar Rp 45,4 triliun dan untung operasional sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi alias dikenal EBITDA sebesar Rp 22,4 triliun merujuk pada nomor pro-forma.

Merespons tindakan korporasi ini, analis pasar modal memberikan pandangan nan positif dengan rekomendasi beli saham EXCL nan nantinya bakal menjadi surviving entity. Beberapa sekuritas asing apalagi memberikan sasaran nilai di atas Rp 3.000.

Beberapa sekuritas nan memberikan rekomendasi beli seperti Macquarie nan menyematkan sasaran nilai untuk EXCL di Rp 3.000 per saham. Kemudian ada UOB-Kay Hian Sekuritas nan memberikan sasaran nilai di Rp 3.200 per saham.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kinerja OCBC Sepanjang 2024 Hingga Hanhwa Siap Caplok NOBU

Next Article XL Axiata dan Smartfren Umumkan Merger Strategis Senilai Rp 104 T

Selengkapnya