Warga Malaysia Tuntut Pm Mundur Gegara Biaya Hidup Tinggi, Begini Gambarnya

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Ribuan penduduk Malaysia turun ke jalan memprotes kenaikan biaya hidup dan kekecewaan atas minimnya reformasi nan dijanjikan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Anwar diketahui sudah memimpin Malaysia sejak tahun 2022.

"Dia sudah pergi ke banyak negara untuk menarik investasi, tapi kami belum memandang hasil apa pun," kata Fauzi Mahmud, salah satu demonstran asal Selangor, dikutip dari AFP, Minggu (27/7/2025).

"Biaya hidup tetap tinggi," tambah Fauzi. Lantas, seberapa tinggi biaya hidup di Negeri Jiran?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan info terakhir Departemen Statistik Malaysia (DoSM), rata-rata pengeluaran dasar bulanan untuk hidup layak (PAKW) bagi rumah tangga di Malaysia tercatat sebesar RM 4.729 alias sekitar Rp 17.970.200 (kurs Rp 3.800) per bulan pada tahun 2023.

PAKW merupakan indeks biaya hidup baru nan dihitung berasas 419 jenis pengeluaran rumah tangga, mulai dari makanan, pakaian, transportasi, hingga utilitas dan kebutuhan non-makanan lainnya.

PAKW dikembangkan oleh DoSM untuk menggambarkan pengeluaran nan dibutuhkan agar rumah tangga bisa menjalani kehidupan nan layak. Rata-rata jumlah personil dalam satu rumah tangga di Malaysia dihitung sebanyak 3,8 orang.

Berdasarkan wilayah, biaya hidup layak di area perkotaan tercatat lebih tinggi dibandingkan wilayah pedesaan. Rumah tangga di kota rata-rata memerlukan RM 5.040 alias Rp 19.152.000 per bulan, sedangkan rumah tangga di desa memerlukan sekitar RM 3.631 alias Rp 13.797.800.

Perbedaan ini dipengaruhi oleh beragam aspek seperti ukuran rumah tangga, usia, jenis kelamin, serta kondisi geografis dan prasarana wilayah tersebut. Selangor mencatat pengeluaran tertinggi dengan nilai RM 5.854 alias Rp 22.245.200 per bulan.

Kemudian, Kuala Lumpur RM 5.468 alias Rp 20.778.400, Labuan RM 5.376 alias Rp 20.428.800, Melaka RM5.291 alias Rp 20.105.800, dan Putrajaya RM 5.249 alias Rp 19.946.200) Semua wilayah tersebut mencatat nomor di atas rata-rata nasional.

Sementara lima negara bagian dengan pengeluaran hidup layak terendah adalah Perak RM 3.723 alias Rp 14.147.400, Kedah RM3.787 alias Rp 14.390.600, Perlis RM3.818 alias Rp 14.508.400, Pahang RM3.949 alias Rp 15.000.200 dan Negeri Sembilan RM 3.987 alias Rp 15.150.600.

Dilansir dari Human Resources Online nan tetap mengutip info DoMS, pada tingkat nasional, rata-rata pengeluaran layak bulanan (PAKW) untuk rumah tangga di Malaysia berasas jumlah personil family adalah sebagai berikut:

- Individu nan tinggal sendiri memerlukan sekitar RM 1.632, setara dengan Rp 6.201.600 per bulan.
- Rumah tangga dengan 2 personil memerlukan RM 2.876, alias sekitar Rp 10.928.800.
- Rumah tangga dengan 3 personil memerlukan RM 4.041, setara dengan Rp 15.355.800.
- Rumah tangga dengan 4 personil butuh pengeluaran bulanan sebesar RM 5.161, alias sekitar Rp 19.611.800.
- Rumah tangga dengan 5 personil memerlukan RM 6.032, nan jika dikonversi menjadi Rp 22.921.600.
- Rumah tangga dengan 6 personil alias lebih rata-rata memerlukan RM 7.510, setara dengan Rp 28.538.000 per bulan.

Sebagai gambaran, dilansir dari Asean Briefing, bayaran minimum nasional Malaysia tahun 202 ditetapkan sebesar RM 1.700 alias Rp 6.460.000, naik dari sebelumnya RM 1.500. Kenaikan ini diperkirakan bakal menguntungkan lebih dari 1,5 juta pekerja, khususnya di wilayah perkotaan nan menghadapi biaya hidup nan terus meningkat.

Penerapan struktur bayaran baru ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai pada 1 Februari 2025 dan bertindak untuk perusahaan dengan lima tenaga kerja alias lebih, serta semua upaya jasa ahli tanpa memandang jumlah pekerja.

Tahap kedua bakal dimulai pada 1 Agustus 2025 dan mewajibkan seluruh perusahaan lain, termasuk upaya mikro dengan kurang dari lima pegawai, untuk mengikuti ketentuan bayaran minimum nan baru.

Adapun Anwar Ibrahim mengumumkan serangkaian kebijakan baru pada Rabu 23 Juli 2025 untuk merespons meningkatnya keresahan publik terhadap kenaikan biaya hidup, termasuk pemberian support tunai kepada seluruh penduduk negara dewasa dan janji penurunan nilai bahan bakar.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui siaran televisi nasional, hanya beberapa hari sebelum digelarnya unjuk rasa besar di ibu kota Kuala Lumpur pada Sabtu kemarin. Unjuk rasa itu bermaksud menekan Anwar agar mundur, seiring naiknya nilai kebutuhan dan gagalnya pemerintah memenuhi janji-janji reformasi.

Pemerintahan Anwar sejauh ini telah menerapkan beragam kebijakan untuk meningkatkan pendapatan negara dan produktivitas, antara lain kenaikan bayaran minimum, tarif listrik nan lebih tinggi bagi pengguna daya besar, dan ekspansi cakupan pajak penjualan dan jasa.

Menurut Anwar, kebijakan-kebijakan tersebut terutama ditujukan kepada kalangan pebisnis besar dan golongan kaya. Namun, para pengkritik menilai bahwa beban biaya tambahan tersebut pada akhirnya tetap bakal dibebankan ke konsumen, termasuk masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah.

Dalam pidatonya, Anwar mengumumkan bahwa seluruh penduduk Malaysia berumur di atas 18 tahun bakal menerima support tunai satu kali senilai 100 ringgit (sekitar US$ 23,67) nan bakal mulai disalurkan pada 31 Agustus 2025.

Ia menambahkan bahwa total anggaran support tunai untuk tahun 2025 dinaikkan menjadi 15 miliar ringgit (sekitar US$ 3,55 miliar), meningkat dari alokasi awal sebesar 13 miliar ringgit.

(ily/kil)

Selengkapnya