ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indeks saham utama Amerika Serikat dibuka menguat pada Selasa (21/1/2025), didorong oleh sentimen positif dari pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat. Hingga pagi ini waktu New York (EST), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 165,88 poin alias 0,39% ke 43.656,71, Nasdaq menguat 94,58 poin alias 0,48% ke 19.724,78, dan S&P 500 bertambah 29,18 poin alias 0,49% ke 6.025,84.
Optimisme pasar didukung oleh janji Trump untuk memimpin "era keemasan" baru bagi ekonomi AS, meski sejumlah kebijakan seperti ancaman tarif impor hingga 25% terhadap Kanada dan Meksiko menjadi perhatian pelaku pasar.
Wall Street mengawali perdagangan Selasa dengan nada optimistis setelah pernyataan dan langkah awal Presiden Donald Trump mengenai kebijakan tarif perdagangan dinilai lebih lunak dari nan diperkirakan sebelumnya.
Dalam pidatonya pada hari pertama menjabat, Trump mengisyaratkan kemungkinan tarif 25% pada Meksiko dan Kanada mulai 1 Februari mendatang lantaran kebijakan perbatasan kedua negara tersebut. Ia juga menyebut bahwa tarif terhadap Tiongkok dapat diterapkan jika kesepakatan penjualan TikTok tidak disetujui Beijing.
Namun, Trump hanya menandatangani memorandum luas nan menginstruksikan badan-badan federal untuk mengkaji kebijakan perdagangan asing nan dianggap tidak adil, tanpa langsung menerapkan tarif baru. Hal ini dianggap oleh para pelaku pasar sebagai indikasi bahwa pendekatan Trump terhadap tarif mungkin tidak sekeras nan dikhawatirkan sebelumnya.
"Kebijakan tarif Presiden Trump pada Hari Pelantikan rupanya lebih jinak dari nan diantisipasi," ujar Alex Phillips, Kepala Ekonom Politik AS di Goldman Sachs. Meski demikian, Phillips mengingatkan bahwa bahasa Trump terhadap Meksiko dan Kanada lebih tegas dari nan dia perkirakan sebelumnya. Ia juga menurunkan probabilitas penerapan tarif universal pada semua impor tahun ini, nan dapat memberi angin segar bagi investor.
Sementara itu, penanammodal juga mencermati komitmen Trump untuk menerapkan kebijakan pro-bisnis seperti deregulasi nan pernah mengangkat saham-saham perbankan pasca-kemenangannya pada November. Saham sektor energi, kapitalisasi kecil, hingga bitcoin diperkirakan bakal sensitif terhadap kebijakan pemerintahannya.
Dalam pidato pelantikannya, Trump menyebut kembalinya dia ke Gedung Putih sebagai awal dari periode pertumbuhan dan kesuksesan baru bagi negara. Ia juga mengecam pemerintahan sebelumnya dan mendeklarasikan darurat daya nasional guna meningkatkan produksi bahan bakar fosil.
Pasar saham mencatat pekan terbaik sejak masa pasca-kemenangan Trump. S&P 500 naik 2,9% minggu lalu, Dow melonjak 3,7%, sementara Nasdaq Composite naik 2,5%.
Sementara saham 3M melesat nyaris 5% setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartal keempat nan melampaui ekspektasi, didorong oleh penjualan kuat produk perekat industri.
Sementara itu, saham D.R. Horton melonjak di perdagangan pra-pasar setelah untung kuartal pertama fiskal melampaui proyeksi analis. Perusahaan ini meraih $2,61 per saham, jauh di atas ekspektasi $2,36.
Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos menyatakan bahwa perang jual beli hanya menghasilkan "kerugian bagi semua pihak." Pernyataan ini muncul setelah Trump memperingatkan tarif baru terhadap Tiongkok.
Wall Street sekarang menunggu langkah-langkah lebih lanjut dari pemerintahan Trump untuk menilai apakah kebijakan-kebijakan baru betul-betul mendorong pertumbuhan ekonomi seperti nan dijanjikan.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menilik Dampak Pelantikan Trump ke Pasar Keuangan RI
Next Article Awal Perdagangan, Bursa Wallstreet Dibuka Merah