ARTICLE AD BOX
Jakarta -
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 6% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 218 miliar di Kuartal I 2025 dari Rp 205 miliar di periode nan sama tahun sebelumnya.
Namun, untung bersih perseroan tercatat turun sebesar 84% yoy menjadi Rp 3,3 miliar di kuartal pertama 2025 dari Rp 21 miliar di periode nan sama di sebelumnya. Merosotnya untung bersih perseroan terjadi akibat kenaikan nilai pokok penjualan dan kurs mata duit Amerika Serikat (AS).
Di sisi lain, total aset perseroan tumbuh 3% yoy menjadi Rp 1.663 miliar per 31 Maret 2025, dari Rp 1.609 miliar di kuartal sebelumnya. Total aset meningkat seiring dengan pembangunan pabrik perakitan bus listrik perseroan di Magelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejalan dengan ekspansi ini, total liabilitas naik 11% yoy menjadi Rp 502 miliar dari Rp 453 miliar, disebabkan oleh kenaikan utang untuk mendukung modal kerja perusahaan.
VKTR juga mencatat pertumbuhan pendapatan dari segmen manufaktur suku cadang sebesar 10% yoy di kuartal I 2025 di tengah kondisi pasar otomotif nasional nan terkoreksi 5% yoy berasas info Gaikindo.
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan, perseroan tetap menghadapi tantangan dalam kenaikan penjualan nan tetap dipengaruhi oleh pergeseran permintaan ke produk dengan margin nan lebih rendah, sehingga Harga Pokok Penjualan (HPP) mengalami kenaikan lebih tinggi.
Namun begitu, perseroan terus memperluas portofolio pengguna dan produk melalui strategi diversifikasi, nan ditunjukkan dengan keberhasilan penjualan forklift listrik ke sektor swasta. Selain itu, VKTR juga dalam proses finalisasi Purchase Order (PO) 80 unit bus listrik dengan Perum DAMRI mengenai penambahan untuk operasional Transjakarta.
Proses ini menjadi tindak lanjut dari pemesanan sebelumnya, ialah 72 unit bus listrik nan telah beroperasi, di mana 20 unit dioperasikan oleh Sinarjaya dan 52 unitnya dioperasikan oleh Mayasari Bakti.
"Dengan tetap agile dan responsif terhadap perubahan, kami siap tumbuh berbareng pasar nan terus berkembang, seiring dengan arah diversifikasi produk di masa depan," kata Gilarsi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/4/2025).
Selain itu, VKTR telah menyelesaikan pembangunan akomodasi perakitan kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD) di Magelang pada awal 2025. Fasilitas ini tengah mefakit bus listrik sepanjang 12 meter dengan sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%.
Adapun akomodasi ini dirancang untuk memperluas produksi berbasis CKD dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan selesainya akomodasi ini, VKTR berada dalam posisi nan lebih kuat untuk menangkap kesempatan pertumbuhan permintaan kendaraan listrik ke depan.
Hal tersebut tercermin dalam keahlian kuartal awal tahun 2025, di mana VKTR mencatat dimulainya operasi 20 unit bus listrik CKD VKTR nan dilakukan oleh operator Sinarjaya untuk Transjakarta, dimana kerjasama karoseri bus listrik dilakukan oleh Laksana.
Pada bulan Maret 2025, operator Transjakarta, Mayasari Bakti, sukses menguji rute terbaru dan terjauh, ialah rute Terminal Depok Baru - BKN. Dalam pengetesan tersebut, bus listrik VKTR melampaui ekspektasi jarak harian dengan menempuh jarak 322 km dalam sehari, dengan baterai nan tetap tersisa 21%, ini menunjukkan efisiensi dan keandalan nan luar biasa.
Berdasarkan kalkulasi perseroan, dari 84 unit bus nan telah beroperasi, dengan rata-rata jarak tempuh 210 km per hari selama 36 bulan, bus-bus ini telah sukses menghemat sekitar 9.200 ton CO2, nan setara dengan penanaman sekitar 420.000 pohon.
Selain itu, penggunaan bus listrik VKTR telah menghemat sekitar 3,4 juta liter bahan bakar fosil, mendukung upaya dunia dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.
"Kami percaya bahwa penguatan kehadiran Perseroan di sektor KLBB Indonesia bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan solusi berkelanjutan," tutupnya.
(kil/kil)