Video: Bi Rate Turun Saat Dunia Tak Pasti, Duit Investor Lari Ke Mana?

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com- Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku kembang referensi 25 bps menjadi 5,50% pada RDG BI Mei 2025 saat Bank Sentral AS, The Fed memutuskan untuk menahan level Fed Funds Rate (FFR).

Pelaku pasar disebut Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha mengatakan perang jual beli AS-China nan berpotensi mengerek tarif impor AS bakal menyebabkan gangguan rantai pasok, meningkatkan inflasi, melemahkan nilai tukar hingga menyebabkan perlambatan ekonomi dunia.

Indonesia kudu mewaspadai akibat perang jual beli dan kenaikan tarif impor lantaran bisa berakibat ke keahlian ekspor-impor ke China sebagai mitra jual beli utama RI.

Saat ini adanya ruang negosiasi jual beli menjadi sentimen positif bagi pasar finansial Indonesia, selain itu rilis lembaga pemeringkat Moody's nan menurunkan ranking angsuran jangka panjang AS dari "Aaa" menjadi "Aa1" menjadi pendorong penanammodal asing keluar dari AS dan masuk ke emerging market termasuk Indonesia.

Di sisi lain, para pelaku pasar menyambut positif kebijakan BI Rate dapat mendorong ekspansi angsuran dan aktivitas upaya sehingga bisa mengeret pertumbuhan ekonomi RI.

Seperti apa pelaku pasar memandang perkembangan ekonomi dunia di tengah perang jual beli serta akibat kebijakan suku kembang BI dan The Fed? Selengkapnya simak perbincangan Shinta Zahara dengan Direktur Panin Sekuritas, Prama Nugraha dalam Squawk Box, detikai.com (Jum'at, 23/05/2025)


Selengkapnya