Tak Seindah Drakor, Korea Catatkan Angka Bunuh Diri Tertinggi

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Warga Korea Selatan dilaporkan mengalami penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Laporan tersebut juga menunjukkan beberapa parameter pendukung ialah kepuasan hidup, tingkat bunuh diri, dan hubungan family nan semakin memburuk.

Melansir Korea Herald, laporan tahunan Indikator Kualitas Hidup 2024 dari Statistik Korea mengungkapkan bahwa skor kepuasan hidup subjektif penduduk Korea Selatan turun menjadi 6,4 dari 10 pada tahun 2023, turun 0,1 poin dari tahun sebelumnya.

Dalam skala global, Korea menempati ranking di antara negara-negara nan penduduknya paling tidak puas dengan kehidupan mereka. Dengan skor rata-rata 6,06 dari tahun 2021 hingga 2023, negara tersebut berada di ranking ke-33 di antara 38 personil Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), jauh di bawah rata-rata 6,69.

Angka bunuh diri naik tinggi

Angka bunuh diri di Korea mengalami peningkatan tajam. Menurut laporan Indikator Kualitas Hidup 2024 dari Statistik Korea, nomor kematian akibat bunuh diri meningkat menjadi 27,3 (per 100.000 kematian) pada tahun 2023.

Setelah mencapai puncaknya pada nomor 31,7 pada tahun 2011, nomor tersebut sempat menurun ke nomor nan relatif rendah ialah 24,3 pada tahun 2017, namun sekarang mencapai level tertingginya dalam sembilan tahun, menyamai nomor 27,3 nan tercatat pada tahun 2014.

Menurut info statistik, laki-laki nyaris dua kali lebih mungkin melakukan bunuh diri daripada wanita. Angka bunuh diri laki-laki meningkat menjadi 38,3 per 100.000 kematian pada tahun 2023, naik dari 35,3 pada tahun sebelumnya, sementara nomor bunuh diri wanita meningkat menjadi 16,5 dari 15,1.

Angka bunuh diri juga meningkat seiring bertambahnya usia, mencapai puncaknya pada nomor 59,5 per 100.000 untuk mereka nan berumur 80 tahun ke atas, diikuti oleh nomor 39 untuk mereka nan berumur 70-an.

Tingkat bunuh diri Korea tetap menjadi nan tertinggi di antara 38 negara OECD, tercatat sebesar 24,3 per 100.000 pada tahun 2021. Lithuania menyusul di nomor 18,5, sementara Slovenia mencatat 15,7. Adapun sebagian besar negara OECD melaporkan tingkat di bawah 15.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Penyebab Tiket Konser Musik RI Lebih Mahal dari Singapura Cs

Next Article Tak Seindah di Drama, Banyak Remaja Korea Ingin Bunuh Diri

Selengkapnya