Ramai Di Asia Soal Covid Nimbus: Indonesia Gimana?

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta - Setelah nyaris tidak terdengar istilah COVID-19 sejak akhir dari masa pandemi pada tahun 2021, kali ini virus tersebut kembali muncul. Peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia tengah menjadi sorotan. Meski belum separah saat pandemi, perihal ini menjadi semacam peringatan kepada para tenaga kesehatan.

COVID-19 jenis 'Nimbus' menjadi biang kerok dari melonjaknya kasus COVID-19 di wilayah Asia. Varian ini pertama kali diidentifikasi pada akhir Januari 2025, jenis tersebut mempunyai nama resmi NB.1.8.1 dan merupakan turunan dari subgaris COVID jenis Omicron.

Hingga bulan Mei kemarin, terdapat 22 negara nan mendeteksi jenis Nimbus di wilayahnya. Beberapa pasien nan terpapar virus ini melaporkan indikasi seperti demam, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kelelahan, kesulitan bernapas, hingga diare.

Kasus COVID Nimbus ini juga tidak lepas dari pengamatan tenaga kesehatan dalam negeri. Pakar Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo, MSi, SpMK mengimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.

Dirinya menjelaskan jika kenaikan kasus COVID-19 di bumi saat ini dipicu oleh 3 faktor. Faktor pertama adalah munculnya jenis baru, kedua penurunan kekebalan populasi dan ketiga ialah perubahan perilaku masyarakat pasca pandemi. Perubahan cuaca dinilai juga ambil peran dalam menurunkan daya tahan tubuh.

Dikutip dari detikHealth, "Perubahan musim ini memicu penurunan kekebalan tubuh masyarakat. Sementara itu, banyak orang merasa COVID-19 sudah tidak ada sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, tidak adanya pemeriksaan bukan berfaedah virus betul-betul hilang," terangnya.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, situasi terkini kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan 8 persen, dari minggu sebelumnya nan hanya 4 persen. Data ini diambil pada minggu ke-22 tahun 2025 (22-31 Mei). Total terdapat 75 kasus positif COVID-19 nan tercatat di Indonesia pada 2025.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan tanggapannya mengenai peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

"Betul ada peningkatan kasus COVID di negara ASEAN, kita aja juga ada kenaikan sedikit. Jadi temen-temen tetap waspada, jika ada batuk-batuk segera dites," katanya saat ditemui di aktivitas RSHS Bandung, dikutip dari detikJabar, Rabu (10/6)

Meski begitu, dia meminta kepada masyarakat untuk tak perlu cemas lantaran jenis COVID-19 nan ada saat ini relatif lemah dan kasusnya tetap di bawah 1 persen. Dirinya juga menyarankan untuk segera melakukan tes andaikan mengalami indikasi batuk. Lalu, apa saja nan perlu diperhatikan masyarakat mengenai peningkatan kasus COVID jenis Nimbus ini? Seperti apa indikasi awalnya? Simak obrolannya berbareng redaktur detikHealth.

Beralih ke Jawa Timur, Detiksore bakal membahas mengenai polemik Jukir Liar nan sedang diberantas oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi. Mengutip detikJatim Eri menegaskan bahwa TNI dan Polri menyatakan siap membantu Pemkot Surabaya memberantas jukir liar di minimarket dan beragam tempat lainnya. Terutama jika jukir liar itu rupanya terafiliasi dengan golongan preman di Surabaya. Dia meminta masyarakat aktif melapor jika menemukan mereka. Seberapa parah polemik jukir liar di Surabaya ? Apakah bakal ada peraturan baru mengenai jukir liar di Surabaya? ikuti laporan nya berbareng detikJatim hanya di detiksore.

Pada penghujung aktivitas nanti, detikSore kembali menghadirkan master perencanaan finansial Firman Marihot. Dirinya bakal membagikan pengetahuan investasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Awalnya AI diciptakan untuk membantu, bukan menggantikan keahlian berpikir manusia. Masalahnya, saat ini semakin banyak orang menyerahkan semua keputusan ke AI. Hal itu secara tidak sadar membikin kita terlalu nyaman, terlalu percaya, dan lupa bahwa AI itu buatan manusia. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa jadi manusia nan dikendalikan mesin - bukan sebaliknya. Seberapa besar untung dalam berinvestasi menggunakan AI? Apakah malah banyak kerugiannya? Simak diskusinya hanya di Sunsetalk.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikaicom dalam sehari nan disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikaicom. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat nan tersedia.


"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!" (far/far)

Selengkapnya