Potensinya Tembus Rp 1.572 T, Industri Kereta Diminta Rebut Pasar Ekspor

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kebutuhan kereta api di Tanah Air terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan jalur nan menghubungkan pusat-pusat ekonomi baru. Mobilitas penumpang dalam lima tahun ke depan diprediksi tumbuh 10,6% per tahun, sedangkan pikulan peralatan mencapai 12,3% per tahun.

Oleh lantaran itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menekankan pentingnya pendalaman struktur industri dalam negeri untuk memperkuat daya saing sektor perkeretaapian nasional, misalnya didukung dari industri berbasis logam.

Selain mengoptimalkan kebutuhan pasar domestik, Kementerian Perindustrian juga terus mendorong industri kereta api bisa merebut kesempatan pasar ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini merujuk pada laporan Grand View Research (2023), bahwa potensi pasar dunia untuk sarana kereta api diperkirakan mencapai US$ 96,5 miliar pada tahun 2030 alias setara Rp 1.572 triliun (kurs Rp 16.300), dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,3 persen.

"Asia Pasifik disebut sebagai pasar terbesar, termasuk Indonesia nan menunjukkan tren positif untuk pertumbuhan moda transportasi kereta api," ujar Faisol dalam keterangan tertulis, Minggu (27/7/2025).

Faisol turut mengapresiasi peran operator kereta api seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Kereta Commuter Indonesia, dan PT MRT Jakarta nan telah meningkatkan pelayanan dan infrastruktur, sehingga menjadikan kereta api sebagai moda transportasi nan cepat, bersih, aman, dan nyaman.

Lebih lanjut, Faisol menyampaikan bahwa industri kereta api dalam negeri nan dimotori oleh PT INKA telah berinovasi menghasilkan produk-produk berstandar internasional dan ramah lingkungan, seperti kereta penumpang generasi baru, KRL, LRT, autonomous battery tram, dan sistem propulsi hybrid.

"Beberapa produk tersebut telah mempunyai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) antara 40-60%," imbuhnya.

Namun dia menggarisbawahi pentingnya pengembangan komponen-komponen strategis seperti blok rem komposit dan roda kereta api. Kebutuhan dalam negeri untuk komponen tersebut cukup besar setiap tahunnya, lebih dari 200.000 unit untuk blok rem komposit dan 30.000 unit untuk roda kereta api.

"Tantangan terbesar tetap pada aspek pemenuhan spesifikasi teknis dan keterbatasan akomodasi uji dengan standar internasional untuk blok rem, serta tantangan produksi dan investasi pada industri roda kereta," jelasnya.

Adapun komponen lain nan dinilai mempunyai potensi pengembangan dalam negeri, meliputi sistem propulsi dan kelistrikan, bahan baku dan komponen berbahan dasar logam, hingga komponen pendukung prasarana perkeretaapian.

Faisol pun menekankan bahwa keberhasilan jangka panjang sektor ini berjuntai pada daya saing, kompetensi, dan reliabilitas rantai pasok nan terintegrasi. Oleh lantaran itu, sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi menjadi kunci utama.

Lebih lanjut, melalui kolaborasi, diyakini dapat mendukung terciptanya penemuan untuk kemajuan sektor industri dalam negeri. "Kerja sama ini bisa dilakukan dengan perguruan tinggi alias para tenaga ahli. Jadi, kami bakal mendorong peran kampus dalam pengembangan riset," tandasnya.

Wamenperin mengemukakan, dinamika dunia saat ini, sebagian besar negara sedang berupaya untuk membangun dan membangkitkan kembali sektor industrinya seperti di Amerika Serikat. Upaya nan dilakukan oleh Presiden Trump saat ini adalah agar industri Amerika bisa masuk ke pasar global.

Oleh lantaran itu, Faisol menambahkan, optimisme pemerintah untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, salah satu nan dipacu adalah kontribusi dari sektor industri manufaktur.

"Apalagi, Indonesia mempunyai sejarah panjang dalam membangun sektor industri, dan banyak industri nan telah bisa berkekuatan saing secara global. Artinya, kita bukan bangsa konsumen, tetapi bangsa industri," terangnya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan PT Industri Kereta Api (Persero) Roppiq Lutzfi Azhar menyatakan, pihaknya memegang peranan krusial dalam upaya pengembangan industri perkeretaapian nasional melalui peningkatan TKDN serta pembangunan ekosistem supply chain berbasis kerjasama lintas sektor.

"INKA konsentrasi pada pengembangan keahlian kreasi dan perakitan lokal untuk komponen-komponen krusial kereta api seperti sistem propulsi (sistem penggerak), bogie (rangka roda), dan carbody (badan kereta) nan terbuat dari aluminium dan stainless steel," sebut Roppiq.

"Hal ini bermaksud untuk mengurangi ketergantungan pada komponen impor dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Produk kami telah diekspor ke beragam negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia," tutupnya.

(kil/kil)

Selengkapnya