ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit misterius telah menewaskan lebih dari 50 orang di Republik Demokratik Kongo sejak pertengahan Januari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pejabat kesehatan melaporkan kasus pertama penyakit misterius tersebut di Desa Boloko. Penyakit ini pertama kali menyerang tiga anak mini nan meninggal pada 10 Januari hingga 13 Januari. Anak-anak tersebut dilaporkan menyantap kelelawar sebelum mengalami gejala, nan dimulai dengan demam, sakit kepala, diare, kelelahan, dan kemudian berkembang menjadi indikasi nan lebih parah, seperti muntah darah, Kantor Regional WHO untuk Afrika melaporkan.
Melansir Live Science, kasus tambahan penyakit tersebut muncul di Boloko selama beberapa hari berikutnya. Setelah itu, kasus serupa terjadi di desa terdekat, Danda. Hingga 27 Januari, Boloko telah mencatat 10 kasus, termasuk tujuh kematian, dan Danda melaporkan dua kasus dan satu kematian.
Kemudian, pada 13 Februari, otoritas kesehatan melaporkan golongan penyakit kedua di Bomate, desa lain di barat laut Kongo. Hingga 15 Februari, telah ada 431 kasus dan 53 kematian nan dilaporkan antara kedua wilayah tersebut, menurut laporan tersebut.
Data ini mencerminkan tingkat kematian kasus sebesar lebih dari 12%. Hampir separuh dari kematian terjadi dalam waktu 48 jam setelah indikasi berkembang.
Namun, keadaan nan menyebabkan orang terpapar penyakit tersebut belum diketahui, catat laporan tersebut. Para pejabat juga belum menemukan indikasi nan jelas tentang penyebaran penyakit antara dua letak wabah, karena Boloko dan Danda di satu area dan Bomate di area lain. Dengan kata lain, kedua pandemi tersebut berpotensi menjadi penyakit nan terpisah.
"Geografi nan terpencil dan prasarana jasa kesehatan nan terbatas memperburuk keadaan, dengan akomodasi kesehatan nan kewalahan berjuang untuk menangani kasus," kata laporan tersebut.
Saat ini hanya ada sedikit info tentang penyakit di Bomate, Boloko, dan Danda, tetapi penyelidikan WHO tetap berlangsung.
Gejala utama nan terlihat pada kasus nan dilaporkan meliputi demam, menggigil, sakit kepala, nyeri tubuh, berkeringat, leher kaku, batuk, muntah, diare, dan kram perut. Beberapa juga mengalami mimisan, muntah darah, dan tinja berwarna hitam pekat. Gejala-gejala ini juga dapat terlihat pada demam hemoragik, sekelompok penyakit nan disebabkan oleh beberapa family virus nan ditemukan pada hewan, termasuk kelelawar dan hewan pengerat.
Namun, sampel dari Bomate menunjukkan hasil negatif untuk virus umum penyebab demam berdarah, ialah virus Ebola dan Marburg, menurut laporan tersebut. Lima sampel klinis dari Boloko dan Danda juga dikirim untuk dianalisis, dan hasilnya juga negatif untuk Ebola dan Marburg.
Beberapa sampel dari Bomate menunjukkan hasil positif untuk penyakit parasit malaria, nan endemik di Afrika dan membunuh ratusan ribu orang di benua itu setiap tahun.
Mengenai pandemi misterius baru ini, instansi regional WHO mengatakan bahwa pemeriksaan nan sedang diselidiki meliputi malaria, demam berdarah virus, keracunan makanan alias air, demam tifoid, dan meningitis.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penyebab Tiket Konser Musik RI Lebih Mahal dari Singapura Cs
Next Article Kabar Baik, WHO Izinkan Tes PCR Real Time untuk Deteksi Mpox