Pelindo Ungkap Biang Kerok Macet Horor Tanjung Priok

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Setelah kemacetan pada 17-18 April lalu, Pelindo telah melakukan pertimbangan dan identifikasi internal guna mencari sumber penyebabnya. Dari hasil pertimbangan terlihat salah satu terminal petikemas di Tanjung Priok ialah Terminal NPCT1, melayani pengguna melampaui kapabilitas ideal untuk operasi.

"Berdasarkan hasil investigasi nan cukup detail, disimpulkan bahwa persoalan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi. Dan perlu kami jelaskan juga, kejadian ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan pembatasan pikulan pada saat Lebaran," jelas Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).

Lonjakan aktivitas tersebut sebagai kombinasi dari adanya tiga kapal nan sandar bersama-sama di NPCT1 serta peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio - YOR) melampaui periode normal. Pada saat bersamaan, perangkat bongkar muat di lapangan (RTG) juga kudu melayani receiving dan delivery truk peti kemas melampaui kapabilitas peralatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk terminal petikemas internasional nan lain, seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Petikemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3, tidak ada persoalan apapun.

"Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo berbareng otoritas mengenai melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal nan bakal melakukan aktivitas bongkar, sehingga tingkat kepadatan lapangan petikemas lebih sigap turun. Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk peralatan untuk memastikan situasi normal terus terjaga" lanjut Arif.

Pada tanggal 18 malam secara perlahan kemacetan sudah dapat dikendalikan, lampau kembali normal sepenuhnya pada Sabtu tanggal 19 awal hari.

"Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nan terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali," ungkap Arif.

Arif melanjutkan, lantaran penyebab persoalan sudah diketahui dengan perincian maka solusi penyelesaiannya pun dapat diambil dengan baik. nan pertama adalah saat kejadian memindahkan kapal sebagian ke terminal lain.

Selanjutnya ke depannya NPCT1 diminta untuk mengurangi jumlah kapal nan ada. Di samping, itu ada inisiatif lain untuk melakukan pembatasan truk alias pengendalian truk ialah dengan penerapan TBS dan juga bakal mendorong penerapan dual move operation untuk pikulan pelabuhan.

Menurutnya, sistem tersebut dapat mengurangi trafik lantaran truk bakal membawa peti kemas saat datang maupun meninggalkan terminal di Tanjung Priok, sehingga konsep dual move ini lebih efisien termasuk mengurangi biaya lantaran ada penghematan bahan bakar.

"Sedangkan untuk solusi jangka panjang, kami telah menyiapkan pembangunan jalan baru ialah New Priok Eastern Access (NPEA), nan menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan sebagai solusi jangka panjang. Jalan ini bakal mendukung kelancaran pergerakan peralatan dari dan menuju area industri, termasuk area industri Cikarang, Cibitung, dan area lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok," tutup Arif.

(ily/ara)

Selengkapnya