Darurat Finansial! Orang Amerika Utang Demi Beli Sembako Gegara Trump

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pengguna jasa beli sekarang bayar nanti, namalain paylater untuk shopping kebutuhan pokok seperti bahan makanan di Amerika Serikat (AS) meningkat cukup drastis imbas kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Hal ini menunjukkan semakin banyak penduduk AS nan sedang menghadapi tekanan keuangan.

Peningkatan jumlah pengguna paylater ini menunjukkan banyaknya penduduk AS nan mulai kewalahan lantaran tekanan ekonomi Negeri Paman Sam nan tidak menentu. Di mana kondisi ini turut membikin mereka mengalami kesulitan apalagi untuk membeli kebutuhan pokok.

Melansir CNBC, Rabu (30/4/2025), dalam survei nan dilakukan perusahaan pinjaman online Lending Tree pada 2-3 April terhadap 2.000 konsumen AS berumur 18-79 tahun, sekitar separuh alias 50% di antaranya mengaku sudah menggunakan jasa paylater.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jumlah tersebut, 25% responden mengatakan bahwa mereka menggunakan pinjaman paylater untuk membeli bahan makanan. Angka ini naik dari 14% pada 2024 dan 21% pada 2023 lalu.

"Sementara itu, 41% responden mengatakan bahwa mereka melakukan pembayaran terlambat atas pinjaman paylater tahun lalu, naik dari 34% pada tahun sebelumnya," tulis survei tersebut.

Kepala analis finansial konsumen Lending Tree, Matt Schulz, mengatakan sekarang ini jasa paylater banyak digunakan oleh konsumen untuk memperpanjang anggaran mereka namalain meminimalkan penggunaan duit tunai alias metode pembayaran nan secara langsung mengurangi 'isi dompet'.

"Inflasi tetap menjadi masalah. Suku kembang tetap sangat tinggi. Ada banyak ketidakpastian seputar tarif dan masalah ekonomi lainnya, dan semuanya bakal bertambah hingga banyak orang mencari langkah untuk memperpanjang anggaran mereka semampu mereka," terangnya.

"Bagi banyak orang, itu berfaedah berjuntai pada pinjaman beli sekarang, bayar nanti," kata Schulz lagi.

Ia mengatakan jasa paylater memungkinkan konsumen untuk membagi biaya shopping mereka menjadi beberapa pembayaran nan lebih kecil. Kondisi ini merupakan pengganti terkenal untuk kartu angsuran lantaran sering kali tidak mengenakan bunga.

Namun, konsumen dapat dikenakan biaya tinggi jika mereka terlambat membayar, dan mereka dapat mengalami masalah jika mereka menumpuk beberapa pinjaman. Sayang dalam survei Lending Tree tersebut, 60% pengguna paylater mengatakan bahwa mereka mempunyai beberapa pinjaman sekaligus, dengan nyaris seperempat alias 25% mengatakan bahwa mereka mempunyai tiga alias lebih pinjaman sekaligus.

"Sangat krusial bagi orang untuk berhati-hati saat menggunakan hal-hal ini, lantaran meskipun perihal tersebut dapat menjadi perangkat bebas kembang nan sangat bagus untuk membantu Anda memperkuat hidup dari satu penghasilan ke penghasilan berikutnya, ada juga banyak akibat dalam salah mengelolanya. Jadi, orang kudu berhati-hati," paparnya.

(igo/fdl)

Selengkapnya