ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha merupakan momen spesial bagi umat Muslim di seluruh bumi untuk merayakan keikhlasan dan pengorbanan. Perayaan ini juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, di mana hewan seperti kambing, sapi, alias unta disembelih sebagai simbol ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, terdapat amalan-amalan sunnah nan sangat dianjurkan untuk dikerjakan, salah satunya adalah berpuasa.
Puasa sebelum Idul Adha bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjadi sarana penyucian diri dan pemaafan dosa. Dengan melaksanakan puasa ini, umat Islam berkesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Terdapat tiga jenis puasa sebelum Idul Adha yang sangat dianjurkan, ialah puasa sunnah Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah. Masing-masing puasa ini mempunyai keistimewaan tersendiri nan diyakini dapat menghapuskan dosa-dosa dan memberikan pahala nan berlipat ganda.
Puasa Dzulhijjah: Amalan di 10 Hari Pertama nan Agung
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan pada tujuh hari pertama di bulan Dzulhijjah, bulan nan sangat spesial dalam almanak Islam. Keutamaan bulan ini sangat besar, seperti nan disebutkan dalam sabda bahwa kebaikan saleh di sepuluh hari pertama Dzulhijjah sangat dicintai Allah SWT.
Melaksanakan puasa pada hari-hari ini adalah bentuk penghambaan dan peningkatan ketakwaan. Puasa nan dilaksanakan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah ini menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk meraih pahala nan berlimpah di bulan nan penuh berkah ini.
Berikut niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzilhijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah lantaran Allah ta'ala.”
Selain puasa, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak ibadah saleh lainnya di bulan Dzulhijjah, seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, berzikir, dan melakukan kebaikan amal lainnya. Semua ibadah ini bakal menjadi bekal untuk meraih ridha Allah SWT dan meningkatkan kualitas diri sebagai seorang Muslim.
Puasa Tarwiyah: Menyucikan Diri Sebelum Wukuf
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Arafah alias dua hari sebelum Idul Adha. Puasa ini mempunyai makna nan mendalam, ialah sebagai sarana untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan wukuf di Arafah bagi para jamaah haji. Bagi nan tidak melaksanakan ibadah haji, puasa Tarwiyah tetap menjadi ibadah nan sangat dianjurkan.
Keutamaan puasa Tarwiyah sangatlah besar, diyakini dapat menghapus dosa-dosa nan telah lalu. Dengan berpuasa, seorang Muslim membersihkan diri dari segala noda dan kesalahan, sehingga siap untuk menyambut Hari Arafah dengan hati nan bersih dan penuh keikhlasan.
Berikut niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah lantaran Allah ta'ala.”
Selain berpuasa, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak angan dan istighfar pada hari Tarwiyah. Memohon pembebasan atas segala dosa dan kesalahan, serta memohon petunjuk dan kekuatan agar dapat menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya.
Puasa Arafah: Meleburkan Dosa Dua Tahun
Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, saat para jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah. Puasa nan dilaksanakan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha ini mempunyai keistimewaan nan sangat istimewa, ialah dapat meleburkan dosa-dosa selama dua tahun, satu tahun nan lampau dan satu tahun nan bakal datang.
Bagi umat Islam nan tidak melaksanakan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah. Dengan berpuasa, mereka turut merasakan keberkahan dan keistimewaan hari Arafah, serta mendapatkan pembebasan atas dosa-dosa mereka.
Berikut niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah lantaran Allah ta'ala.”
Selain berpuasa, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak angan dan zikir pada hari Arafah. Memohon segala rencana dan kemauan kepada Allah SWT, serta memuji dan mengagungkan nama-Nya. Hari Arafah adalah waktu nan mustajab untuk berdoa, lantaran pintu langit terbuka lebar menerima doa-doa hamba-Nya.