ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersendat siang ini, Kamis (24/4/2025). IHSG sempat naik 0,9%, tetapi penguatannya terpangkas menjadi 0,38% pada akhir sesi I.
Sebanyak 364 saham naik, 219 turun, dan 216 tidak bergerak. Nilai transaksi siang ini mencapai 7,52 triliun nan melibatkan 11,21 miliar saham dalam 656.843 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun mencapai 11.570 triliun.
Mengutip refinitiv, nyaris seluruh sektor berada di area hijau. Konsumer nonprimer memimpin penguatan dengan 1,44%.
Adapun saham BMRI menjadi penggerak utama IHSG siang ini dengan kontribusi 5,29 indeks poin. BMRI naik 1,43% ke level 4.970.
Lalu saham DCII kembali naik dan menyumbang 4,83 indeks poin terhadap IHSG. Saham yang mengejutkan dan mendadak menjadi penggerak utama IHSG siang ini adalah Bank Sinarmas (BSIM) nan naik lebih dari 20% dan menyumbang 3,16 indeks poin.
Sementara itu, saham BBCA menjadi pemberat laju IHSG dengan kontribusi -5,12 indeks poin. Lalu BYAN dan TPIA juga menjadi pemberat IHSG dengan sumbangsih -3,48 indeks poin dan -3,39 indeks poin.
Pasar finansial pada perdagangan hari ini tampaknya minim katalis dan kemungkinan tetap bakal dipengaruhi pengaruh keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) kemarin dan memonitor pengaruh dari perang jual beli antara Amerika Serikat (AS) dan China nan kian mereda.
Meski sentimen mulai ke arah positif, tetapi perlu diperhatikan bahwa pergerakan IHSG sudah naik dalam beberapa hari dan saat ini secara teknikal sedang menguji resistance.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku kembang Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku kembang Lending Facility sebesar 6,50%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (23/4/2025).
Kendati menahan BI Rate, BI tetap mencermati ruang penurunan suku kembang referensi ini ke depannya. Keputusan tentunya bakal diambil dengan mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah.
"BI bakal terus mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar prospek inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Adapun, BI terakhir kali memangkas suku kembang acuannya pada awal tahun, Januari 2025. BI menurunkan suku kembang referensi sebesar 25 pedoman poin dari 6% menjadi 5,75%.
Artinya, sikap mempertahankan suku kembang referensi ini menandai sudah terjadi selama tiga bulan beruntun.
Kemudian dari global, Presiden AS Donald Trump tampaknya mulai melunak dalam mengenakan tarif bea impor China nan kabarnya bakal turun secara substansial. Pemerintah China pada Rabu (23/4/2025) juga menyatakan kesiapannya untuk kembali duduk di meja perundingan dengan Amerika Serikat (AS).
Dalam pernyataannya pada Selasa, Presiden Trump mengakui bahwa tarif AS terhadap produk China saat ini berada pada tingkat nan "sangat tinggi". Namun, dia menambahkan bahwa beban tarif tersebut "akan turun secara substansial" jika kedua negara sukses mencapai kesepakatan dagang.
Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa Gedung Putih tetap membuka kesempatan dialog, meskipun tekanan ekonomi terhadap Tiongkok terus ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir.
Menanggapi pernyataan Trump, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa negaranya tetap konsisten pada sikap bahwa perang tarif dan bentrok jual beli tidak bakal menghasilkan pemenang.
"Perang tarif dan perang jual beli tidak mempunyai pemenang," ujar Guo dalam konvensi pers rutin di Beijing, dilansir dari AFP.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Tiongkok tetap membuka kesempatan perbincangan dengan Amerika Serikat. "Pintu untuk pembicaraan terbuka lebar," ujarnya.
Namun, Guo juga memberi peringatan tegas kepada Washington: "Kami tidak mau berperang, tapi kami juga tidak takut berperang. Jika perlu, kami bakal berkompetisi hingga akhir."
Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyatakan kemain jika kedua negara mempunyai kesempatan untuk mencapai "kesepakatan besar" dalam perdagangan. "Kalau mereka mau menyeimbangkan ulang, mari kita lakukan bersama," katanya, dikutip dari CNBC International.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Kirim Tim Negosiasi ke AS, IHSG Melejit Lebih Dari 1%
Next Article IHSG Ambruk Lagi, Turun Lebih dari 1%