ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Wakil Ketua Komisi X DPR bagian Pendidikan, Lalu Hadrian mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirim dan mendidik siswa bermasalah ke barak militer.
Lalu menilai wacana tersebut memerlukan kajian mendalam. Di satu sisi, mengirim siswa ke barak militer bisa membangun disiplin dan nasionalisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, di sisi lain, Lalu menilai rencana itu berpotensi tidak sesuai konteks pendidikan umum dan justru membebani siswa. Misalnya, lanjut dia, ada kekhawatiran program tersebut bisa mengalihkan konsentrasi tujuan utama pendidikan, ialah pengembangan akademik dan keahlian hidup.
"Artinya, dalam konteks gagasan, wacana pendidikan militer ini memang perlu dikaji mendalam," kata Lalu saat dihubungi, Selasa (29/4).
Politikus PKB itu memandang, jika mengirim siswa ke barak militer bermaksud untuk menanamkan rasa nasionalisme, perihal itu bisa mereka dapat dari mata pelajaran PKn.
"Konsep bela negara, lebih ditekankan pada pembangunan kesadaran nasionalisme, cinta tanah air, dan kesiapan mental-spiritual untuk memihak negara, bukan melalui training militer fisik," katanya.
Sementara, personil Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengaku tak mempermasalahkan rencana Dedi Mulyadi tersebut. Namun, dia mengingatkan agar program itu tak mengganggu tugas pokok prajurit.
Selain menjaga tupoksi, pelibatan TNI juga tidak boleh mengganggu agenda latihan alias aktivitas utama militer lainnya.
"Kondisi seperti itu, TNI boleh saja memberikan bantuan, asalkan tidak mengganggu tugas pokok dan kegunaan (tupoksi) TNI," kata Hasan.
Selain itu, Hasan meminta agar rencana itu juga dibahas dengan pejabat alias master pendidikan. Ia menegaskan pentingnya tetap memperhatikan pendekatan pendidikan nan tepat, agar program pembinaan tetap sesuai dengan norma mendidik, bukan menakut-nakuti.
(thr/wis)
[Gambas:Video CNN]