Kasus Korupsi Jalan Tol Lampung, Kejati Lampung Sita Rp1,63 Mc

Lampung, detikai.com --

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung menyita duit sebesar Rp1,63 miliar dalam investigasi kasus korupsi pembangunan jalan tol Lampung ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka).

Kerugian negara atas dugaan kasus korupsi tersebut, ditaksir mencapai Rp66 miliar.

Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Lampung, Armen wijaya mengatakan korupsi itu diduga terjadi saat pembangunan jalan bebas halangan (jalan tol) pada tahun 2017-2019.

"Korupsi ini terjadi pada pembangunan Jalan Tol Lampung ruas Terpeka,"kata Armen dalam keterangan persnya di Kejati Lampung, Rabu (16/4).

Pembangunan jalan nan dikorupsi, sambung Armen, sepanjang 12 kilometer tepatnya di KM100+200 hingga KM 112+200.

Proyek ini menggunakan anggaran Viability Gap Fund (VGF) dari PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek dengan nilai perjanjian sebesar Rp1,23 triliun.

"Proses pekerjaannya, dilakukan selama 24 bulan terhitung 5 April 2017 sampai 8 November 2019. Lalu dilakukan serah terima PHO pada 8 November 2019, dan masa pemeliharan selama 3 bulan,"ujarnya.

Dari hasil penyelidikan, lanjutnya, modus korupsi itu diketahui ialah dengan langkah merekayasa arsip tagihan nan seakan-akan berasal dari pembangunan jalan tol tersebut.

"Jadi modusnya, menggunakan vendor fiktif dan vendor nan dipinjam namanya saja,"ungkapnya.

Akibat korupsi tersebut, negara mengalami kerugian mencapai Rp66 miliar dari total anggaran sebesar Rp1,23 triliun. Indikasi korupsi itu, terdapat penyimpangan nan dilakukan oleh tim proyek Divisi 5 PT Waskita Karya.

"Dalam laporan pertanggungjawaban keuangan, terdapat penyimpangan nan dilakukan oleh Tim Divisi 5 PT Waskita Karya,"terangnya.

Menurutnya, jumlah saksi nan diperiksa sebanyak 47 saksi dari PT Waskita Karya dan vendor dalam pembangunan jalan tol. Selain itu juga, interogator telah mengumpulkan dan mengamankan bukti-bukti berangkaian dengan perkara tersebut seperti perangkat bukti surat dan arsip lainnya.

"Saksi saksi nan dimintai keterangan dari pihak Waskita Karya selaku pemegang proyek dan vendor pada pembangunan jalan tol tersebut," ujarnya.

Meski telah memeriksa puluhan saksi, namun interogator Pidsus Kejati Lampung belum menetapkan tersangka. Armen menegaskan, interogator saat ini tetap mendalami keterlibatan pihak-pihak nan bertanggung jawab.

"Doakan saja, dalam waktu dekat ini bakal kita tetapkan tersangkanya,"ucapnya.

Ia menambahkan, dari hasil investigasi sementara kasus dugaan koruspi Jalan Tol Lampung ruas Terpeka tersebut, interogator Pidsus Kejati Lampung telah menyita duit sebesar Rp1,63 miliar.

"Uang Rp1,63 miliar ini, dikembalikan oleh sejumlah saksi dari PT Waskita Karya dalam proses pemeriksaan,"pungkasnya.

(zai/sfr)

[Gambas:Video CNN]