ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Kepala Kepolisian Daerah Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) Inspektur Jenderal (Irjen) Karyoto mengingatkan bahwa Jakarta merupakan barometer nasional.
Oleh lantaran itu, Karyoto mengingatkan semua anggotanya tidak lengah saat melakukan pengamanan peringatan Hari Buruh atau May Day di Monumen Nasional (Monas) pada 1 Mei 2025.
Hal itu disampaikan Karyoto saat memimpin apel pengamanan May Day 2025, Selasa (29/4/2025). Total ada 13.252 personel campuran disiapkan untuk mengamankan Hari Buruh di Jakarta.
"Jakarta adalah barometer nasional. Setiap peristiwa nan terjadi di Jakarta bakal menjadi perhatian publik nasional, apalagi internasional dan berpotensi memicu pengaruh domino di wilayah lain," kata Karyoto saat menyampaikan sambutannya.
"Maka dari itu kita tidak boleh lengah sekecil apa pun. Gangguan keamanan di Jakarta dapat berakibat luas, baik secara sosial, politik, maupun ekonomi," tegasnya.
May Day tahun ini diprediksi diikuti 200 ribu orang di area Monas. Karyoto menekankan pentingnya kesiapan lintas wilayah, mengingat massa juga bakal datang dari Banten dan Jawa Barat.
"Oleh lantaran itu, koordinasi lintas wilayah, soliditas antar instansi, serta kesiapan perseorangan menjadi kunci keberhasilan pengamanan. Beberapa perihal nan perlu saya tekankan pada seluruh personel nan bertugas," ujar Karyoto.
Karyoto kemudian menekankan beberapa perihal kepada seluruh personel nan bekerja antara lain pengamanan humanis, hindari sikap arogan, penemuan awal potensi konflik, kelola arus lampau lintas agar publik tak terganggu, serta jaga sinergi antarinstansi.
"Saya menekankan kepada seluruh personel untuk bersikap profesional. Utamakan pelayanan kepada masyarakat, hormati kewenangan asasi tetapi tetap tegas dan tidak ragu dalam menghadapi setiap pelanggaran hukum. Mari kita buktikan bahwa kita bisa menjaga Jakarta tetap kondusif dan kondusif sehingga stabilitas nasional tetap terjaga," ucap Karyoto.
Setelah terbentur libur berbareng Idul Fitri, 2 pekan usai peringatan Hari Buruh Sedunia alias May Day, ratusan pekerja di Bandung, Jakarta, dan Makassar gelar unjuk rasa. Tuntutan nan diajukan mengenai kenaikan bayaran minimum dan menolak penerapan UU Cipta ...
Buruh Minta Prabowo Turun Tangan Atasi PHK Massal
Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025 (May Day) bakal jadi momentum krusial bagi kalangan kelas pekerja. Sejumlah rumor ketenagakerjaan bakal disuarakan pekerja di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban mengatakan, seremoni May Day kali ini berbeda lantaran ada rencana Kepala Negara bakal hadir. Menurutnya, perihal ini jadi momentum menyuarakan aspirasi buruh.
"Yang kami katakan kelak sampaikan adalah terima kasih untuk kehadiran presiden untuk pertama kali setelah May Day diakui di Indonesia, berjumpa dengan serikat buruh," kata Elly saat dihubungi detikai.com, Selasa (29/4/2025).
Momentum spesial ini bakal digunakan oleh pekerja untuk menyampaikan beragam isu. Pertama, mengenai tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) alias Undang-Undang Cipta Kerja. Kedua, mengenai rumor Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Ketiga, rumor pekerja outsourcing. Keempat, keselamatan pekerja anak buah kapal. Kelima, mengenai rumor ketenagakerjaan lainnya termasuk kesetaraan gender.
"Nanti bakal kita suarakan tentang perlindungan sosial nan meng-cover seluruh masyarakat, lampau kita juga bakal menyampaikan statement kita tentang PHK massal biar pemerintah memandang ini dengan setara demi kemanusiaan," tuturnya.
Terkait keselamatan anak buah kapal, Elly mendorong pemerintah merativikasi konvensi International Labour Organization (ILO) 188 tentang pekerjaan di bagian perikanan.
Dia mengaku tak bakal berfokus menagih janji-janji pemerintah dalam kampanye sebelumnya. Namun, dia mau memastikan kesejahteraan pekerja bisa jadi perhatian mengingat tingginya tantangan ekonomi global.
"Kita bakal katakan keberlangsungan pekerjaan lantaran di masa kepemimpinan mereka masuk kepemimpinan mereka sekarang memang dihadapkan dengan rumor hantaman ekonomi dunia ada tarif," ujar Elly.