ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Senin, 17 Maret 2025 - 18:04 WIB
Jakarta, detikai.com – Ketua DPP PDIP, Puan Maharani meminta agar menyudahi hal-hal nan berangkaian dengan perpecahan. Puan menyampaikan pernyataan tersebut merespons kegeraman Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) lantaran disebut mengirim utusan ke PDIP.
"Jadi sudahi hal-hal nan kemudian hanya membikin kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal nan membikin kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal nan kemudian membikin kita itu saling berprasangka," ujar Puan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.
Ketua DPR RI Puan Maharani berjumpa Presiden Jokowi di Istana Negara
Photo :
- Instagram @puanmaharaniri
Ketua DPR RI itu menambahkan semua komponen bangsa kudu bersinergi untuk menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia. Maka itu, Puan meminta agar seluruh komponen bangsa berfikir positif untuk ke depannya.
"Bangsa ini perlu kita bangun, enggak bisa sendirian. Bangsa ini kudu kita bangun bersama-sama jadi semua nan mempunyai kontribusi nan mempunyai pemikiran baik untuk bangsa ini ya. Marilah mari kita sama-sama bangun bangsa ini dengan pemikiran positif ke depan," ucapnya.
Mengenai ada alias tidaknya utusan Jokowi mendatangi PDIP, Puan enggan berkomentar lebih jauh. Ia meminta untuk bertanya pihak nan bersangkutan.
"Ya tanyakan kepada nan bersangkutan," kata Puan.
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi memberikan sanggahan keras terhadap tudingan bahwa dirinya mengirim utusan untuk meminta PDIP tidak memecatnya. Bantahan ini merupakan respons terhadap pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus nan dilontarkan beberapa waktu lalu.
Dalam pernyataannya, Jokowi justru menantang PDIP untuk menyebut siapa sosok utusan nan dimaksud. "Enggak ada. Ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" ujar Jokowi ketika ditemui di kediaman pribadinya di Jalan Kutai Utara No 1, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat, 14 Maret 2025.
Mantan Wali Kota Solo itu mempertanyakan logika di kembali tudingan tersebut. Menurutnya, pernyataan Deddy tidak masuk logika lantaran tidak ada kepentingan baginya untuk mengirim utusan dengan permintaan seperti itu. "Kepentingan saya apa untuk mengutus itu? Kepentingannya apa? Coba logikanya," ucapnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa selama ini dia telah bersabar menghadapi beragam serangan dari beragam pihak, termasuk dari PDIP. Ia menceritakan gimana dirinya selalu bersikap tak bersuara meskipun mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta.
Presiden ke-7 RI Jokowi di Solo.
Photo :
- detikai.com.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
Deddy Sitorus dalam konvensi pers di Kantor DPP PDIP Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2025 menyatakan bahwa ada utusan nan menemui partai sehari sebelum keputusan pemecatan Jokowi sebagai kader. Menurut Deddy, pertemuan tersebut terjadi sekitar tanggal 14 Desember.
"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan nan menemui kami, menunjukkan bahwa Sekjen (Hasto) kudu mundur," ungkap Deddy. "Lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar sembilan orang dari PDIP nan menjadi sasaran dari pihak kepolisian dan KPK," lanjutnya.
Meskipun Deddy menyebut bahwa utusan tersebut adalah sosok nan mempunyai kewenangan kuat, dia enggan mengungkapkan identitas orang tersebut. Keengganan ini nan kemudian memicu tantangan kembali dari Jokowi nan meminta kejelasan tentang siapa sosok nan dimaksud.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi memberikan sanggahan keras terhadap tudingan bahwa dirinya mengirim utusan untuk meminta PDIP tidak memecatnya. Bantahan ini merupakan respons terhadap pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus nan dilontarkan beberapa waktu lalu.