ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Senin, 17 Maret 2025 - 21:52 WIB
Jakarta, detikai.com – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani buka bunyi soal hubungan PDI Perjuangan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Dia menyinggung manusia tidak ada nan sempurna ketika dicecar hubungan keduanya saat ini.
"Ya kita semua pastinya manusia nan tidak sempurna," ujar Puan Maharani kepada wartawan Senin, 17 Maret 2025.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025
Photo :
- detikai.com.co.id/Yeni Lestari
Puan menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai masa lalu. Dia juga menyinggung bahwa setiap manusia pasti mempunyai kesalahan.
"Kita semua pasti punya masa lalu, tapi kita ingat bahwa membangun bangsa itu enggak bisa sendirian, kita semuanya itu pasti semua punya kesalahan. Tapi kita juga kudu introspeksi diri bahwa gimana ke depan untuk bangsa ini dengan problema global, dan masalah-masalah nan tidak mudah kita selesaikan sendiri," ujarnya.
Tak lupa, Ketua DPR RI saat ini meminta agar publik bisa menyudahi pembicaraan nan sifatnya menimbulkan perpecahan.
"Jadi sudahi hal-hal nan kemudian hanya membikin kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal nan membikin kita ini hanya berkutat dengan hal-hal nan membikin kita itu saling berprasangka," kata Puan.
Mengenai ada alias tidaknya utusan Jokowi mendatangi PDIP, Puan enggan berkomentar lebih jauh. Ia meminta untuk bertanya pihak nan bersangkutan.
"Ya tanyakan kepada nan bersangkutan," kata Puan.
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memberikan sanggahan keras terhadap tudingan bahwa dirinya mengirim utusan untuk meminta PDIP tidak memecatnya.
Bantahan ini merupakan respons terhadap pernyataan Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus nan dilontarkan beberapa waktu lalu. Dalam pernyataannya, Jokowi justru menantang PDIP untuk menyebut siapa sosok utusan nan dimaksud.
"Enggak ada. Ya harusnya disebutkan siapa, biar jelas. Siapa? Siapa?" ujar Jokowi ketika ditemui di kediaman pribadinya di Jalan Kutai Utara No 1, Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat, 14 Maret 2025.
Mantan Wali Kota Solo itu mempertanyakan logika dibalik tudingan tersebut. Menurutnya, pernyataan Deddy tidak masuk logika lantaran tidak ada kepentingan baginya untuk mengirim utusan dengan permintaan seperti itu.
"Kepentingan saya apa untuk mengutus itu? Kepentingannya apa? Coba logikanya," ucapnya.
Jokowi mengungkapkan bahwa selama ini dia telah bersabar menghadapi beragam serangan dari beragam pihak, termasuk dari PDIP.
Ia menceritakan gimana dirinya selalu bersikap tak bersuara meskipun mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya," kata mantan Gubernur DKI Jakarta.
Deddy Sitorus mengklaim, bahwa ada utusan nan menemui partai sehari sebelum keputusan pemecatan Jokowi sebagai kader. Menurut Deddy, pertemuan tersebut terjadi sekitar tanggal 14 Desember.
"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan nan menemui kami, menunjukkan bahwa Sekjen (Hasto) kudu mundur. Lalu jangan pecat Jokowi dan menyampaikan ada sekitar sembilan orang dari PDIP nan menjadi sasaran dari pihak kepolisian dan KPK," kata Deddy di Kantor DPP PDIP pada Rabu, 12 Maret 2025.
Meskipun Deddy menyebut bahwa utusan tersebut adalah sosok nan mempunyai kewenangan kuat, dia enggan mengungkapkan identitas orang tersebut. Keengganan ini nan kemudian memicu tantangan kembali dari Jokowi nan meminta kejelasan tentang siapa sosok nan dimaksud.
Halaman Selanjutnya
Mengenai ada alias tidaknya utusan Jokowi mendatangi PDIP, Puan enggan berkomentar lebih jauh. Ia meminta untuk bertanya pihak nan bersangkutan.