ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pendiri Amazon, Jeff Bezos, berencana menjual hingga 25 juta saham perusahaan itu senilai US$4,8 miliar alias sekitar Rp79 triliun dalam kurun waktu setahun ke depan. Informasi ini terungkap dalam pengajuan arsip finansial pada hari Jumat (2/5/2025), dan dilakukan berasas rencana perdagangan nan telah disusun sejak 4 Maret lalu.
Meski telah mundur dari kedudukan CEO Amazon sejak 2021 dan menyerahkan posisi tersebut kepada Andy Jassy, Bezos tetap menjadi pemegang saham terbesar perusahaan.
Rencana penjualan saham ini muncul hanya sehari setelah Amazon merilis laporan finansial kuartal pertama nan menunjukkan keahlian lebih baik dari perkiraan analis, baik dari sisi pendapatan maupun laba. Namun demikian, proyeksi pendapatan operasional Amazon untuk kuartal berikutnya dinilai lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Kinerja nan gemilang tersebut rupanya tidak bisa sepenuhnya meredam kekhawatiran penanammodal terhadap ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi akibat dari kebijakan tarif impor baru nan diumumkan oleh Presiden Donald Trump.
Dalam pekan nan sama, Amazon juga menjadi sorotan Gedung Putih setelah beredar laporan bahwa perusahaan tersebut berencana menampilkan info biaya tarif kepada pelanggan. Tindakan tersebut memicu reaksi langsung dari Presiden Trump nan secara pribadi menelepon Bezos untuk menyampaikan keluhannya.
Menanggapi perihal itu, Amazon kemudian menjelaskan bahwa tidak ada rencana untuk menampilkan info biaya tarif seperti nan diberitakan sebelumnya.
Penjualan saham kali ini bukanlah nan pertama bagi Bezos dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, dia menjual saham Amazon senilai sekitar US$13,5 miliar, nan merupakan penjualan pertama sejak dia mundur sebagai CEO pada 2021. Penjualan saham tersebut telah digunakan untuk membiayai sejumlah inisiatif filantropis dan proyek upaya luar angkasa miliknya.
Bezos sekarang banyak menghabiskan waktunya untuk konsentrasi pada perusahaan eksplorasi luar angkasa miliknya, Blue Origin, serta Bezos Earth Fund-sebuah biaya senilai US$10 miliar nan dia luncurkan untuk mendukung upaya penanggulangan perubahan suasana dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Selain itu, dia juga mendanai Day One Fund, nan diluncurkan pada September 2018 dengan tujuan menyediakan jasa pendidikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menangani persoalan tunawisma di Amerika Serikat.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 100 Hari Trump: Dolar AS Tak Lagi Jadi Raja
Next Article Breaking! Bitcoin Tembus Level US$100.000