Masyarakat Baduy Minta Ruu Desa Adat Segera Disahkan

Sedang Trending 14 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Serang, detikai.com --

Masyarakat Baduy meminta pemerintah segera mengesahkan Undang-undang Masyarakat Hukum Adat, agar wilayah nan mereka tempati di Bumi Kanekes tetap lestari dan tidak dirusak.

Jaro Oom nan menjabat Jaro Pamarentahan Baduy mengatakan UU Masyarakat Adat krusial untuk melindungi masyarakat nan tetap memegang teguh prinsip leluhur.

Menurutnya, pelestarian alam di Ujung Kulon juga kudu dijaga lantaran menjadi jantung rimba di Banten serta letak hidupnya badak bercula satu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelestarian alam dan rimba nan ada di Banten juga minta dijaga, seperti berada di Pulomanuk, Gunung Honje hingga Gunung Pulosari.

"Kami hoyong (kepingin) diakui, dilindungi, hoyong di khususkan RUU desa adat, perda adat, maupun tingkat Lebak, tingkat provinsi, tingkah nasional. Kami hoyong dipercepatna (dipercepat)," ujar Jaro Oom nan menjabat Jaro Pamarentahan Baduy dalam aktivitas Seba Baduy, Sabtu (3/5).

Masyarakat Kanekes juga berambisi disediakan obat penawar bisa di sekitar desanya. Sehingga ketika ada warga Baduy nan digigit ular, segera bisa di tolong dan selamat.

"Khususnya mah masyarakat Baduy bergesekan dengan medis, kami hoyong (ingin) di fasilitasi kesehatanana, dina (dari) masalah khususna mah, bisi (kalau) kami kacocok (kegigit) ular," katanya.

Andra Soni, selaku Gubernur Banten nan disebut Bapak Gede oleh masyarakat Baduy berjanji bakal melestarikan alam di wilayahnya.

Soni memerintahkan Dinas Kesehatan untuk menyediakan obat penawar bisa ular di sekitar desa budaya Baduy.

"Untuk obat anti-bisa ular, untuk disediakan di sekitar desa, di puskesmas terdekat," kata Soni.

Seba Baduy 2025 sendiri masuk ke dalam Seba Gede, diikuti oleh 1.769 masyarakat Kanekes. Sekitar 69 orang masyarakat Baduy Dalam nan mengenakan busana serba putih dan melangkah kaki dari Leuwidamar, Kabupaten Lebak, menuju Pendopo Lama Gubernur Banten di Kota Serang.

Dalam upcara ini, Soni menerima laksa dari masyarakat budaya Baduy. Laksa merupakan intipati padi hasil panen seluruh penduduk Baduy nan disatukan dan dikeringkan. Laksa adalah simbol utuhnya family Baduy.

"Kita jadikan ini bukan sebagai tontonan tetapi sebagai tuntunan. Mereka datang membawa pesan tentang alam, harmoni dengan alam dan mereka membawa pesan tentang gimana kita bisa terus menjadi saudara, menjaga persatuan dan kesatuan," kata politikus Gerindra tersebut.

(fra/ynd/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya