Harga Minyak Stabil Begerak Stabil Hari Ini

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Harga minyak mentah bumi stabil setelah penundaan penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat. Penundaan tarif hingga setidaknya April ini  memberikan angan bagi pasar bahwa perang jual beli nan dapat menghalang ekonomi dan permintaan daya tetap bisa dihindari.

Kontrak berjangka Brent ditutup di level US$75,02 per barel, turun 16 sen alias 0,21%. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat berhujung di level US$71,29 per barel, turun 8 sen alias 0,11%.

Sebelumnya, nilai minyak tertekan akibat kemungkinan tercapainya kesepakatan tenteram antara Rusia dan Ukraina. Para pelaku pasar cemas pencabutan hukuman terhadap Moskow dapat meningkatkan pasokan daya global, sehingga menekan harga.

Dalam perkembangan lain, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pejabat perdagangan dan ekonomi untuk mengkaji tarif jawaban terhadap negara-negara nan menerapkan tarif impor pada produk AS. Namun, rekomendasi baru bakal diberikan pada 1 April, memberikan waktu lebih banyak bagi negosiasi dengan mitra dagang.

"Kami memandang pemulihan besar dalam nilai setelah tarif ditunda hingga April. Ini memberi ruang bagi negosiasi," ujar Phil Flynn, analis senior Price Futures Group.

Pada Rabu (14/2/2025), Brent dan WTI sempat merosot lebih dari 2% setelah Trump mengungkapkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kemauan untuk berbaikan dalam percakapan telepon terpisah dengannya. Trump pun memerintahkan pejabat AS untuk memulai pembicaraan guna mengakhiri perang di Ukraina.

UBS menilai bahwa perubahan sentimen pasar minyak dalam 24 jam terakhir dipicu oleh pergeseran kekhawatiran dari ketatnya pasokan menuju potensi lonjakan suplai. Analis Giovanni Staunovo menyebut bahwa beberapa pihak memperkirakan ekspor daya Rusia bakal meningkat jika Moskow menemukan celah untuk menghindari hukuman terbaru dari AS.

Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan terbarunya juga menyebut bahwa produksi minyak mentah Rusia sedikit meningkat bulan lalu. Jika Rusia sukses menemukan langkah untuk mengatasi sanksi, maka ekspor minyaknya bisa tetap bertahan.

Di sisi lain, info stok minyak mentah AS nan lebih tinggi dari ekspektasi juga menekan nilai minyak. Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan adanya peningkatan persediaan minyak mentah di negara tersebut, nan menandakan potensi melambatnya permintaan.

ANZ menyebut bahwa berita mengenai pembicaraan tenteram Rusia-Ukraina menekan nilai minyak lantaran meningkatkan optimisme bahwa akibat terhadap pasokan minyak mentah dunia bakal mereda.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Anjlok Nyaris 1%, Siapa Biang Keroknya?

Next Article Perang Timur Tengah Makin Berkecamuk, Minyak Melesat 2%

Selengkapnya