ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kehadiran Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut dapat membawa sejumlah faedah ke pasar modal Indonesia, termasuk mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir membantah tudingan nan mengkaitkan anjloknya IHSG usai peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 kemarin. Sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick optimistis lembaga tersebut bakal memberikan akibat positif bagi IHSG di masa mendatang.
"Harusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi perlu waktu. Kita tidak bisa melawan persepsi nan hari ini seakan-akan mem-benchmark Danantara dengan sovereign wealth fund nan nggak bagus. Itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," ujar Erick dikutip Senin (3/3).
Terkait pelemahan IHSG, Erick menyebut aspek eksternal juga berpengaruh, termasuk kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, nan dinilai semakin bullish. Namun, dia tetap optimistis bahwa transparansi dalam pengelolaan Danantara bakal memperbaiki persepsi pasar dalam jangka panjang.
"Koreksi pasar adalah corak kekecewaan publik nan kudu kita apresiasi. Kalau tidak ada kritik, kita tidak bakal berkembang seperti sekarang," tukasnya.
Ia pun menyebut dugaan jelek terhadap BUMN juga sering muncul, padahal faktanya perusahaan-perusahaan pelat merah tetap memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
"Kalau BUMN korupsi semua, tidak mungkin profitnya Rp310 triliun. Kalau tidak bagus, tidak mungkin pelayanan airport hari ini bisa lebih baik," katanya.
Sementara itu, mengenai pengelolaan aset BUMN, Erick menjelaskan bahwa Danantara bakal menjadi payung besar nan menaungi seluruh aset strategis negara secara bertahap. Saat ini, nomor aset nan bakal dikelola Danantara diproyeksikan mencapai US$900 miliar.
"Kita sekarang, saya dan Pak Rosan (Group CEO Danantara) punya hubungan baik. Pak Rosan itu dulu pernah jadi Wakil Menteri BUMN juga. Visinya Pak Presiden juga positif. Saya percaya hari ini market mungkin tetap berpikir negatif tentang Danantara, tapi kelak kita lihat hasilnya," ucap dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ketaatan Rachman nan menjabarkan dari segi kapitalisasi pasar sendiri, 12 perusahaan BUMN dan anak usahanya nan tergabung dalam Danantara mencapai Rp1.893 triliun per Desember 2024. Hal ini setara dengan sekitar 15% dari total kapitalisasi pasar.
BUMN dan anak perusahaannya ini pun memberikan kontribusi nan signifikan dari sisi nilai transaksi. Jika memandang nilai perdagangan, sekitar 27% dari total nilai transaksi di BEI berasal dari perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usahanya.
"Kami memandang bahwa Danantara mempunyai potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia. Namun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan membuktikan efektivitas model bisnisnya," ungkap Iman, kepada wartawan, di Gedung BEI, Jakarta.
Dengan adanya Danantara, dividen perusahaan pelat merah disebut lebih mudah dimanfaatkan untuk kepentingan personil lain di bawahnya. Hal ini lantaran nantinya dividen perusahaan personil dikelola di bawah entitas nan sama.
"Sekarang total dividennya bakal dinikmati semua perusahaan nan di bawah Danantara, dan menurut saya agile itulah nan membedakan," jelas Iman.
Selain itu, Iman menilai Danantara dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan BUMN, sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Secara historikal, perusahaan-perusahaan BUMN nan telah melantai di bursa umumnya mengalami kenaikan nilai saham nan signifikan sejak IPO. Jika memandang info historis, nilai saham BUMN seperti BRI, Mandiri, dan Telkom mengalami kenaikan acapkali lipat sejak IPO. Misalnya, saham BRI meningkat lebih dari 4.700%, Bank Mandiri naik 3.300%, dan Telkom naik 1.326%.
"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan BUMN nan go public condong tumbuh lebih sigap lantaran transparansi dan akuntabilitasnya meningkat," kata Iman.
Ia pun menjelaskan kelebihan lainnya bagi perusahaan pelat merah nan tercatat di bursa adalah terbukanya akses ke beragam instrumen pasar modal lainnya seperti rights issue dan publikasi obligasi.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG "Kebakaran" Sentuh 6.300 & Rupiah Melemah ke Rp16.555/USD
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran