Efek Komentar Trump Soal Tarif, Pasar Saham China Dan Hong Kong Ambruk

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Pergerakan pasar Asia-Pasifik terpantau beragam pada hari Rabu, dengan saham-saham di Bursa China menurun setelah komentar Presiden Donald Trump tentang penerapan tarif 10% terhadap Tiongkok.

Mengutip CNBC International, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,36%. Nikkei 225 Jepang naik 1,48%, dan Topix naik 0,94%. Kospi Korea Selatan naik 0,75%, sementara Kosdaq diperdagangkan 0,91% lebih tinggi.

Beberapa saham teknologi Korea menguat dengan SK Hynix dan LG Electronics memimpin kenaikan masing-masing sebesar 2,52% dan 3,2%.

Ini menyusul laporan tentang perusahaan-perusahaan Korea nan mempertimbangkan untuk memindahkan pabrik produksi mereka dari Meksiko ke AS menyusul kebijakan proteksionis Trump.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,31%, sementara CSI 300 China daratan turun 0,87%.

Trump mengatakan bahwa timnya sedang membahas tarif sebesar 10% terhadap China dan bea tersebut dapat bertindak paling sigap pada tanggal 1 Februari.

Di Malaysia, para penanammodal bakal mencermati pertemuan kebijakan bank sentral negara itu hari ini. Bank Negara Malaysia diperkirakan bakal mempertahankan suku kembang kebijakannya tetap pada 3%.

Semalam di AS, tiga indeks utama menguat lantaran penanammodal memandang komentar Trump seputar perdagangan internasional sedikit lebih lunak dari nan diharapkan.

Dow Jones Industrial Average naik 537,98 poin, alias 1,24%, menjadi 44.025,81. S&P 500 naik 0,88% menjadi 6.049,24, sementara Nasdaq Composite naik 0,64% menjadi 19.756,78.

Trump mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada pada 1 Februari. Sebab, kebijakan perbatasan kedua negara itu saat menandatangani perintah pelaksana hari pertama di Gedung Putih, Senin malam.

Ia juga menyebut China, dengan mencatat bahwa AS dapat mengenakan tarif pada negara itu jika tidak menyetujui kesepakatan TikTok.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tembus Rp1.700 Triliun, Neraca Dagang China Lampaui Ekspektasi

Next Article Jelang Rilis Inflasi AS, Bursa Asia Bergerak Variatif!

Selengkapnya