Doyan Makan Gorengan Tiap Buka Puasa? Awas Kena 4 Penyakit Ini

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Daftar Isi

Jakarta, detikai.com - Banyak orang Indonesia nan doyan mengonsumsi gorengan untuk membatalkan puasa. Tak heran, menu seperti bakwan, pisang goreng, tahu isi, risol, hingga tempe mendoan tak pernah tidakhadir dari penganan nan dijajakan penjual takjil. 

Sebenarnya, mengonsumsi gorengan untuk berbuka puasa sah-sah saja. Namun, porsi dan kebiasaan makan gorengan untuk berbuka puasa kudu dikendalikan. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak gorengan bisa berakibat jelek bagi kesehatan.

Berikut akibat kesehatan nan mengintai jika terlalu banyak dan sering makan gorengan untuk berbuka puasa.

1. Obesitas

Makanan nan melalui proses penggorengan condong mengandung kalori dan lemak nan tinggi. Sebab, makanan nan digoreng bakal kehilangan kadar air nan terkandung di dalamnya dan menyerap lemak berlebih. Akibatnya, makanan tersebut bakal mempunyai kadar lemak nan tinggi.

"Sebagai contoh, 100 gram kentang nan dipanggang bakal mengandung 93 kalori dan 0.13 gram lemak, sedangkan pada 100 gram kentang nan digoreng bakal mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak," papar master ahli gizi klinik dari Eka Hospital Cibubur, dr. Imelda Goretti melalui keterangannya.

Imelda mengatakan, makanan nan mempunyai kalori serta lemak nan tinggi dapat meningkatkan akibat obesitas. Obesitas adalah kondisi ketika lemak nan menumpuk di dalam tubuh sangat banyak. Bila tidak segera ditangani, obesitas bisa meningkatkan akibat penyakit kardiovaskular, hipertensi, hingga diabetes.

2. Kanker

Imelda mengatakan, makanan nan digoreng berpotensi tinggi menghasilkan unsur akrilamida. Akrilamida adalah senyawa rawan nan timbul jika makanan digoreng terlalu lama dalam minyak.

"Diketahui, [zat akrilamida] merupakan unsur berbisa penyebab kanker nan terbentuk dalam makanan selama proses memasak suhu tinggi, seperti menggoreng," jelas dr. Imelda.

Ia menjelaskan, unsur akrilamida adalah reaksi kimia dari gula dan masam amino nan disebut asparagine. Zat ini terbentuk di dalam beberapa makanan, seperti kentang, daging merah, dan makanan bertepung nan diproses dengan suhu tinggi, salah satunya dengan digoreng.

3. Penyakit Jantung

Gorengan berpengaruh besar pada akibat meningkatnya tekanan darah, obesitas, dan penyumbatan pembuluh darah nan dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini lantaran gorengan mempunyai kadar lemak jenuh dan lemak trans nan tinggi sehingga bisa berakibat jelek bagi kesehatan jantung.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut nyaris 800.000 nyawa setiap tahunnya.

4. Diabetes Tipe 2

Menurut studi oleh Shenzhen University Health Science Center, mengonsumsi gorengan secara terus-menerus berangkaian erat dengan akibat pengembangan glukosuria jenis 2.

Berdasarkan penelitian tersebut, akibat glukosuria jenis 2 seseorang nan makan gorengan empat hingga enam kali per minggu dapat meningkat hingga 39 persen. Sementara itu, jika gorengan dimakan lebih dari tujuh kali dalam seminggu, peningkatannya menjadi 55%.

"Penelitian menemukan orang nan sering mengkonsumsi makanan sigap saji mempunyai akibat mengalami resistensi insulin dan menyebabkan glukosuria jenis 2," kata dr. Imelda.

Sebagai alternatif, dr. Imelda menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti kurma, saribuah buah, dan air mineral sebagai menu berbuka puasa. Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk mulai mengubah pola hidup dengan menggunakan metode masak selain goreng, ialah rebus, kukus, alias panggang.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harum Bisnis Parfum, Dari Custom Hingga Aroma Khas Nusantara

Next Article Kamu Doyan Makan Gorengan? Begini Cara biar Kolesterolnya nggak Nanjak

Selengkapnya