ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Komunitas Diaspora Indonesia nan tergabung dalam Indonesian Diaspora Network Global (IDN Global) menyampaikan banyak penanammodal asing berkeinginan untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN), terutama di sektor pendidikan.
Presiden IDN Global Sulistyawan Wibisono mengatakan, diaspora sering mendapat banyak pertanyaan dari penanammodal asing seputar prosedur apa nan kudu dilakukan untuk menanamkan modal di IKN.
"Untuk investasi ke IKN, beberapa dari kawan kami dan saya sendiri itu banyak juga nan bertanya-tanya melalui para diasporanya, gimana dan minta difasilitasi. Ke mana mereka kudu memulai langkah-langkahnya untuk bisa berinvestasi di Ibu Kota Nusantara ini," kata Sulistyawan dalam aktivitas Kerja Sama IKN-Diaspora Network Global nan disiarkan secara daring, Rabu (23/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sulistyawan menyebut para penanammodal itu berkeinginan investasi di sektor pendidikan, khususnya vokasional. Ada pula nan berkeinginan di sektor daya dan farmasi.
"Yang paling banyak kami terima itu dari sektor pendidikan, terutama di sektor-sektor pendidikan vokasional. Ada juga nan berkeinginan di bagian energi, lantaran tentu membangun kota diperlukan sumber energi, nan ramah lingkungan dan sebagainya. Ada juga nan di sektor farmasi, nah itu nan kami terima dari beberapa teman-teman diaspora tentang inquiry-inquiry nan mereka tanyakan melalui diasporanya," jelas Sulistyawan.
Menurut Sulistyawan, ada satu alias dua politisi asal Australia nan tertarik membangun sekolah alias universitas internasional di IKN. Dia menyebut politisi tersebut bakal datang pada Kongres Diaspora ke-8 nan bakal digelar di IKN pada 1-3 Agustus mendatang.
"Sahabat-sahabat diaspora dari negaranya nan merupakan orang-orang asing, terutama mereka nan mau berinvestasi. Dari Australia itu, ada satu alias dua politisi nan memang mau sekali untuk datang di Kongres lantaran mau tahu sekalian dan mau ketemu dengan beberapa pemangku kebijakan untuk bisa masuk di sektor penyediaan pendidikan di kota nan baru ini," imbuh dia.
(rea/ara)