Persaingan Tak Surutkan Semangat Agen Brilink Naik Level Ke Juragan

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Layanan perbankan semakin mudah diakses dalam genggaman. Tak heran jika banyak orang hanya butuh ponsel untuk melakukan transaksi.

Meski demikian, keberadaan agen-agen bank nirkantor rupanya tetap dibutuhkan. Itulah nan mendorong Nurkholik berasosiasi jadi pemasok BRILink setelah kurang lebih 12 tahun membuka upaya warung.

Warungnya nan terletak di Jalan Kalibata Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, itu buka sejak 2009. Di depan warung ukuran 3x4 meter itu, terpasang spanduk biru-oranye nan terlihat tetap baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya baru sekitar 3 tahunan jadi pemasok BRILink," katanya ditemui detikaicom, Selasa (29/4/2025).

Kiprah Nurkholik di bumi peragenan bermulai dari kebiasaannya dimintai tolong untuk mengirim duit oleh pekerja-pekerja industri rumahan dan proyek di sekitar Kalibata Timur tersebut. Sebelumnya dia hanya menggunakan m-banking biasa.

"Mungkin lantaran lihat transaksi saya tinggi, akhirnya ditawari jadi pemasok BRILink tahun 2022. Tapi waktu itu nggak langsung pakai mesin EDC," tuturnya.

Selama belum menggunakan mesin EDC, Nurkholik sepenuhnya mengandalkan BRILink Mobile. Menurut dia, transaksi dengan BRILink Mobile lebih praktis dan cepat. Namun kelemahannya, dia tidak bisa melayani transaksi tarik tunai.

"EDC-nya saya baru dapat satu tahun kemudian. Untuk kecepatan condong lebih ke BRILink Mobile, tapi jika pakai EDC kita bisa tarik tunai dan nan lain-lain. Sekarang kan udah ada EDC, kita bisa transfer tarik tunai kayak dari ATM," ujar laki-laki asal Brebes, Jawa Tengah itu.

Setelah menjadi pemasok BRILink, Nurkholik mengaku upaya warungnya bisa lebih maju. Bukan semata-mata pendapatannya naik dari biaya admin saja, tetapi dari situ dia juga dipercaya untuk mendapat pinjaman KUR.

"Alhamdulillah setelah setahun pembukaan BRILink dapat pengajuan pinjaman untuk nambah modal usaha. Saya dapat KUR Rp 20 juta," jelasnya.

Warung Nurkholik tak hanya dikelilingi letak pekerjaan proyek alias industri rumahan, tetapi juga sekolah. Bahkan sekolahnya tepat berseberangan. Nurkholik menuturkan rata-rata siswa dan pembimbing sekolah itu memanfaatkan warungnya untuk melakukan transaksi digital, selain untuk beli jajanan warung.

"Rata-rata gen Z, jadi mereka udah pada ngerti nan digital-digital. Malah kadang orang tua nan diajari. Tapi kadang ada juga nan tetap perlu diajarkan, contohnya pembayaran QRIS. Kalau misalnya ada hambatan transferan alias top up nyangkut, itu saya nan kudu menjelaskan dan memberi solusi," katanya.

Dalam sehari, Nurkholik bisa melayani rata-rata antara 30-50 transaksi. Sabtu paling ramai, lantaran biasanya pekerja lepasan baru gajian. Dia juga mengaku sejak ada mesin EDC, jumlah transaksinya melonjak. Dengan total transaksi mencapai rata-rata 1.500 per bulan, Nurkholik sudah termasuk pemasok BRILink Jawara.

"Sebulannya bisa 1.500 sampai 2.000 transaksi lah jika ramai. Masuknya Jawara semenjak dua tahun kemudian, setelah punya EDC. Ternyata EDC banyak pengaruhnya lantaran banyak juga nan tarik tunai. Mudah-mudahan saya bisa tingkatkan transaksinya agar bisa jadi Juragan," tekadnya.

Agen BRILink Juragan sendiri kudu meraih setidaknya 3.000 transaksi. Namun, untuk mencapai sasaran dua kali lipat itu, Nurkholik juga menyadari persaingan nan semakin berat. Di sekitar Kalibata Timur sudah ada beberapa konter pulsa nan menyediakan jasa transaksi digital non-agen dengan bermodalkan mobile banking saja.

"Potensi agak berat juga ya, lantaran banyak pemasok BRILink dan banyak juga nan buka tapi tidak terdaftar agen. Ada ketimpangan, jika di mobile banking kan dia nggak ada alias mini administrasinya. Itu bisa jadi hambatan untuk bisa mengejar target," ujar Nurkholik realistis.

Realistis bukan berfaedah pesimistis. Nurkholik percaya peran keagenan seperi dirinya tetap sangat dibutuhkan. Apalagi, kata dia, sudah ada pemisah setoran untuk menabung alias transfer via bank lagi. Sehingga nan nilainya tidak terlalu besar bakal diarahkan ke pemasok BRILink.

"Di bawah Rp 5 juta biasanya setor ke BRILink alias setor tunai CRM di mesin ATM," lanjutnya.

Lokasi warung Nurkholik termasuk dalam wilayah BRI KC Pasar Minggu di Jakarta Selatan. Kepala BRI KC Pasar Minggu M Syarief Budiman mengatakan pemasok BRILink bermaksud untuk mempermudah transaksi masyarakat dengan jasa perbankan tanpa kudu datang ke bank. Karena itu, syarat keagenan sendiri cukup mudah. Meski tidak wajib, rata-rata pendaftar pemasok BRILink adalah mereka nan memang sudah punya upaya seperti Nurkholik dan warungnya.

"Syarat untuk keagenan sangat mudah, jadi masyarakat ada tabungan di BRI mendaftar upaya keagenan. Ada nan sudah punya toko alias upaya online, itu juga terlibat dalam keagenan. Hanya dengan menyiapkan biaya Rp 3 juta untuk modal awal, kita memberikan biaya talangan juga bagi masyarakat nan kurang," terang Syarief.

Berdasarkan info BRI KC Pasar Minggu, ada 373 pemasok di wilayah tersebut. Mulai dari Pasar Santa hingga Kebagusan. Rata-rata transaksi bulanan mencapai 174 ribu dalam sebulan. Dengan luas wilayah tersebut, menurutnya potensi upaya pemasok BRILink tetap sangat bisa dikembangkan.

"Bisnis keagenan semakin berkembang, tujuannya agar jasa perbankan betul-betul inklusif. Kami menganggap kesempatan upaya keagenan tetap cukup luas, jasa layanan nan makin kita lengkapi," sambungnya.

Klaster pemasok pun diterapkan untuk memberikan semangat bagi pemasok BRILink dalam melayani transaksi nasabah. Para pemasok ini juga dikumpulkan dalam paguyuban agar bisa saling sharing dan support sebagai bagian dari ekosistem BRI.

"Terkait pembinaan agen, agar semangat dalam transaksi, ada dikenal pemasok pemula, pemasok jawara, dan pemasok juragan. Untuk menyemangati, kita buat aktivitas, reward, dan lain-lain," pungkasnya.

(des/hns)

Selengkapnya