ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Minggu, 23 Februari 2025 - 20:52 WIB
Jakarta, detikai.com – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mengenang saat dirinya dicopot dari kedudukan menteri oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Saat itu, SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial dan Keamanan, Menkopolsoskam.
Kenangan itu diuraikan SBY saat memberikan pengarahan di depan 38 Ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu, 23 Februari 2025.
"Pada saat saya berada di luar pemerintahan, pertengahan tahun 2001 saya dibebaskan dari posisi saya sebagai Menteri Koordinator bagian Politik, Sosial dan Keamanan," kata Presiden RI ke-6 (2004-2009 dan 2009-2014) itu.
SBY mengaku tulus menerima keputusan tersebut. Dia menilai, Gus Dur saat itu mempunyai pertimbangan tertentu sebelum mencopot dirinya dari kedudukan sebagai menko.
"Pembebasan itu saya terima dengan ikhlas, pasti Presiden Gus Dur mempunyai pertimbangan tertentu nan baik untuk membebaskan saya dari posisi saya sebagai Menko Polsoskam alias kemudian menjadi Menko Polkam," ujarnya.
"Tetap menghormati beliau sampai akhir kehidupan beliau," sambung SBY.
Setelah tak lagi menjabat di pemerintahan, SBY bercerita diajak mendiang Ventje Rumangkang untuk mendirikan partai politik nan sekarang berjulukan Partai Demokrat.
“Yang intinya (Ventje mengatakan) ‘Bapak, kenapa kita tidak mendirikan partai politik, lantaran kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan wakil presiden nan dipilih oleh MPR RI, saya kalah, saya pernah kalah dan kalah itu indah,” ucap SBY.
“Saya tetap belum tergerak, tetapi Ventje Rumangkang (mengatakan) ‘tolong Bapak pertimbangkan Pak, ini kan sarana perjuangan dalam kerakyatan kan mesti ada partai politik,” sambung dia.
Namun, saat itu SBY tetap belum tergerak sampai akhirnya berkonsultasi dengan almarhumah sang istri, Ani Yudhoyono. Saat itu, Ani meminta SBY untuk berpikir secara matang mengenai keputusan mendirikan partai.
"Akhirnya bismillah saya setuju dan sejak saat itu, kami hanya bertiga, kadang-kadang berdua, saya dengan Ibu Ani, mulai memikirkan partai ini. Di meja sebelah, itu lah obrolan kami, setelah saya pertimbangkan, partai kita kelak bakal kita namakan Partai Demokrat," pungkas SBY.
Halaman Selanjutnya
“Yang intinya (Ventje mengatakan) ‘Bapak, kenapa kita tidak mendirikan partai politik, lantaran kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan wakil presiden nan dipilih oleh MPR RI, saya kalah, saya pernah kalah dan kalah itu indah,” ucap SBY.