ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Wakil Kepala Badan Pelaksana Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto bukanlah "boneka" Presiden RI ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.
Hal ini disampaikan Dahnil melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) @Dahnilanzar, menanggapi narasi nan menyebut adanya pengaruh kuat Jokowi terhadap Prabowo.
“Pagi ini saya mau sedikit cerita tentang karakter kepemimpinan Pak Prabowo nan saya kenal, setelah tujuh tahun menjadi ahli bicara beliau. Karena belakangan banyak sekali nan memanas-manasi bahwa beliau menjadi boneka Pak Jokowi, dan saya pastikan itu tidak bakal pernah terjadi,” tulis Dahnil, dikutip Rabu (7/5/2025).
Menurutnya, Prabowo adalah pemimpin nan memperhatikan kesejahteraan para staf dan orang-orang nan membantunya. Fokus utama Prabowo dalam obrolan internal juga banyak membahas nasib rakyat miskin.
“Pak Prabowo memperhatikan kesejahteraan orang-orang nan bekerja dan membantu beliau. Diskusi dengan beliau tak jauh seputar tentang kesulitan hidup rakyat nan termiskin, maka beliau selalu menyampaikan di tengah kemudahan ekonomi kalian, maka bekerjalah untuk rakyat nan paling susah ekonominya,” ucap mantan Jubir Prabowo saat tetap menjabat Menteri Pertahanan ini.
Dahnil juga menilai Prabowo sebagai sosok nan menjunjung tinggi martabat tokoh senior dan loyal terhadap anak buah. Ia menyebut Prabowo bukan pribadi nan mudah terprovokasi oleh cerita negatif dari luar.
“Pak Prabowo bakal menjaga martabat tokoh senior nan beliau hormati, pun demikian kehormatan anak-anak buahnya nan bekerja dengan loyal membantu beliau. Tidak mudah diprovokasi cerita jelek dari luar,” ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto menunjuk Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden. Informasinya kami rangkum dalam Kilas Politik.
Kenang pengalaman Ditunjuk Jadi Staf Prabowo
Dahnil pun mengenang salah satu pengalaman pribadinya saat bakal diangkat menjadi staf unik Menteri Pertahanan pada 2019. Menurutnya, saat itu hanya dua dari tiga nama nan diajukan disetujui oleh Istana, sementara namanya ditolak, diduga lantaran sisa dinamika Pilpres 2019.
“Tiga anak muda sipil, Endy, Sabam, dan saya. Kedua kawan saya tersebut saat ini personil Komisi I DPR RI, diangkat beliau menjadi staf unik Menhan. Namun hanya dua nama nan disetujui Istana, ialah Endy dan Sabam, tidak ada nama saya,” jelasnya.
Meski demikian, Prabowo tidak menyalahkan pihak Istana. Ia justru tetap mempertahankan Dahnil dan mengangkatnya sebagai asisten unik sekaligus ahli bicara Menteri Pertahanan melalui Surat Keputusan Sekjen Kementerian Pertahanan.
“Pak Prabowo menjawab, nan butuh Anda saya, bukan nan lain, dan saya percaya penolakan bukan dari Pak Jokowi. Akhirnya, Pak Prabowo memerintahkan Sekjen Kemhan untuk membikin SK atas nama saya sebagai Asisten Khusus sekaligus Jubir Menhan,” ujar Dahnil.
Ia menambahkan, sikap loyal Prabowo terhadap stafnya menjadi argumen utama dirinya tetap mendukung penuh kepemimpinan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
“Sejak saat itu, bagi saya loyalitas terhadap Pak Prabowo adalah terpenting, lantaran sebagai pemimpin beliau juga loyal kepada anak buahnya,” ucapnya.
Upaya Memecah Hubungan Baik Presiden
Dahnil juga menilai bahwa upaya memecah hubungan Prabowo dengan Presiden Jokowi maupun dengan mantan presiden lainnya seperti SBY alias Megawati tidak bakal berhasil. Ia mencontohkan kesediaan Prabowo berbincang dengan Forum Purnawirawan TNI nan mengusulkan pemakzulan Wakil Presiden.
“Jadi, jika saat ini ada nan berupaya terus mengadu domba Pak Prabowo dengan Pak Jokowi, Pak SBY alias Ibu Megawati, tidak bakal sukses. Bahkan kepada para purnawirawan nan mendesak Mas Wapres agar diturunkan, Pak Prabowo mau dan bersedia berbincang dengan mereka agar tidak ada permusuhan di antara semuanya,” tutupnya.