Bsi Tekankan Relevansi Ekonomi Syariah Bagi Ekonomi Ri Lewat Gifs 2025

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menegaskan kembali relevansi peran ekonomi syariah terhadap pembangunan ekonomi nasional berstandar dunia melalui arena BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025.

BSI GIFS 2025 dibuka secara langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan P. Roeslani, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di The Ritz - Carlton Pacific Place, Jakarta, hari ini.

Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan BSI GIFS saat ini telah menjadi salah satu agenda konvensi ekonomi akbar berskala internasional nan diselenggarakan perseroan. Tahun ini, BSI GIFS 2025 mengusung tema "Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth". Sebelumnya, signature event dari BSI tersebut juga telah sukses digelar pada 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain agenda literasi, BSI GIFS tidak sekadar menjadi forum nan hanya berbincang tentang gimana mengembangkan ekonomi finansial itu sendiri. Namun selalu difokuskan untuk menjadi forum nan menunjukkan relevansi ekonomi syariah dengan rumor dan tujuan ekonomi nasional dan global. Bagaimana ekonomi syariah berkontribusi pada ekonomi dan sasaran pembangunan secara luas," kata Bob dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4/2025).

Bob mengungkapkan peran ekonomi dan finansial syariah telah tertuang dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Di mana Visi Indonesia Emas 2045 salah satunya dapat dicapai melalui transformasi juga optimasi ekonomi dan finansial syariah.

Dalam RPJPN, ekonomi syariah diposisikan sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Selain itu dalam Asta Cita, pengembangan ekonomi syariah menjadi salah satu strategi dalam mendorong kemandirian bangsa dan ekonomi nan lebih setara dan makmur.

"BSI GIFS bukan agenda nan berjalan dan selesai dalam satu hari. BSI GIFS adalah salah satu platform dari beragam upaya pembelaan BSI sebagai market leader perbankan syariah Indonesia," papar Bob.

Sementara itu dalam sambutannya, Rosan mengapresiasi BSI nan konsisten menyelenggarakan GIFS sehingga memberikan akibat positif untuk perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Menurutnya, BSI berkedudukan besar dan signifikan terhadap ekonomi syariah nasional. Dia mengungkapkan kontribusi BSI sebesar 50% dari total upaya perbankan syariah Tanah Air. Di sisi lain, saat ini pangsa pasar perbankan syariah baru nyaris 9% dari total industri perbankan sehingga potensi pertumbuhannya tetap sangat besar.

"Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia nan 87%-nya itu orang muslim. Jadi tentunya angan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya. Di saat berbarengan bisa membantu financial inclusion nan saat ini baru 12,7%," jelasnya.

Rosan menambahkan, saat ini struktur GDP Indonesia tetap didominasi oleh konsumsi domestik dalam negeri dengan persentase sekitar 53%-54%. Dengan kerjasama semua sektor, termasuk peran ekonomi syariah, dia berambisi nomor tersebut menjadi semakin besar.

"Jadi jika kita lihat strukturnya, kita mau mencoba mendalami peran dari ekonomi syariah di Indonesia ini sebetulnya terutama di domestic consumption perihal ini nan justru bakal meningkatkan peran dari ekonomi syariah di Indonesia. Sehingga mendukung sasaran pertumbuhan ekonomi pada 2029 untuk mencapai 8%," sambungnya.

Senada dengan Rosan, Kartika Wirjoatmodjo alias berkawan disapa Tiko mengatakan Indonesia dengan populasi muslim terbesar dapat menjadi pemain kunci di tataran perbankan syariah global.

Menurutnya, Indonesia berpotensi untuk mengendalikan sektor konsumer dengan produk jasa perbankan syariah nan inovatif dan kompetitif.

"BSI masuk 10 besar Global Islamic Bank memperlihatkan kuatnya preferensi jasa perbankan syariah. Inovasi sangat krusial dalam menjembatani kesenjangan antara supply dan demand di industri finansial dan perbankan syariah. Inovasi juga dapat mem-boosting industri legal di Indonesia," papar Tiko.

Hadirkan Narasumber Internasional

Pada arena ini, BSI juga menghadirkan beberapa pembicara internasional di antaranya Ian Goldin, Professor of Globalisation and Development at University of Oxford, Mehmet Asutay, Professor of Political Economy of Middle Eastern and Islamic Political Economy & Finance at Durham University, dan Habib Ahmed, Professor and Sharjah Chair in Islamic Law & Finance at Durham University.

Ian Godin memaparkan gimana ekonomi dan finansial dapat berkedudukan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara Habib Ahmed mengulas inovasi-inovasi kunci di dalam ekonomi syariah termasuk dalam bumi digital agar bisa mendorong percepatan pertumbuhan.

Di sisi lain, Mehmet Asutay bakal menghubungkan antara akibat dari kehadiran dan penemuan ekonomi dan finansial syariah dalam konteks sosio economic, ialah pada kesejahteraan umat agar sejalan dengan tujuan maqasid syariah.

Dalam kesempatan nan sama, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan BSI GIFS 2025 juga mendorong pengharmonisan kebijakan.
Adapun pengharmonisan kebijakan nan di maksud di antaranya antar sektor, di mana policy pengembangan ekonomi syariah kudu dibuat in line dengan kebutuhan dan target-target pembangunan nasional baik secara jangka pendek, menengah, dan panjang.

Harmonisasi juga dilaksanakan dengan agenda nasional agar ekonomi syariah tidak dianggap sebagai 'entitas' berbeda dengan ekonomi secara umum.

Target GIFS 2025

Kendati BSI GIFS mempunyai tujuan utama sebagai pembelaan dan literasi, BSI juga menyasar nilai upaya melalui aktivasi-aktivasi produk BSI nan dihadirkan. Mulai dari BSI Bank Emas, BYOND by BSI, BEWIZE by BSI, dan BSI Prioritas.

Pada aktivitas GIFS 2025, BSI juga meluncurkan Muslim Consumption Index (MCI) nan bakal mengcapture tren shopping Muslim Indonesia dan platform digital terpadu BEWIZE by BSI untuk memperkuat jasa bagi pengguna segmen wholesale dan memacu inklusi finansial di Indonesia.

Melalui beragam aktivitas, event BSI GIFS 2025 diharapkan meningkatkan perolehan upaya sebesar 20% dibandingkan penyelenggaraan serupa pada 2023. Adapun dalam penyelenggaraan BSI GIFS 2023, perseroan sukses memperoleh tambahan upaya senilai Rp 227,11 miliar dari aktivasi nan ada. Jumlah tersebut belum termasuk dari kerja sama upaya nan tercipta melalui networking nan dibangun.

"BSI GIFS 2025 juga menargetkan untuk menjadi forum pemikiran bagi para aktivis ekonomi syariah nasional dan global. Berkaca pada penyelenggaraan GIFS 2023, arena tersebut telah sukses menghadirkan sekitar 1.500-an peserta offline nan datang dari kalangan regulator dan pemerintah, pengguna korporasi dan institusi, pengguna high-net worth, juga akademisi," papar Banjaran.

Sebagai informasi, penyelenggaraan BSI GIFS 2025 juga disiarkan melalui kanal online bagi publik via Live YouTube. PADA tahun ini, BSI GIFS 2025 JUGA mengundang beragam pembicara lainnya, antara lain Co-Founder Paragon Corp, Salman Subakat; Financial Planner, Rista Zwestika; Doctor, Model & Health Activist, dr. Reisa Broto Asmoro; serta ustaz/ulama Habib Jafar.


(ega/ega)

Selengkapnya