ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (25/2/2025).
IHSG yang pada awal perdagangan sempat naik 13,3 poin alias 0,2% ke level 6.762 tiba-tiba ambruk nyaris 2% sembilan puluh menit setelah pasar dibuka. Pada pukul 10.30 IHSG turun 1,77% ke 6.629,87.
Sebanyak 120 saham naik, 408 turun, dan 235 tidak berubah. Nilai transaksi pada awal perdagangan hari ini mencapai Rp4,65 triliun nan melibatkan 8,85 miliar saham dalam 553 ribu kali transaksi.
Emiten BUMN blue chip tercatat sebagai pemberat utama perdagangan hari ini. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berkontribusi atas penurunan 12,3 indeks poin, disusul oleh Bank Mandiri (BMRI) dan Telkom Indonesia (TLKM) dengan masing-masing penurunan 10,4 dan 9,4 indeks poin.
Anjloknya saham-saham emiten BUMN terjadi tepat sehari setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan Danantara, nan mana ketiga emiten tersebut merupakan portofolio awal aset badan pengelola investasi tersebut.
Kemudian ada Bayan Resources (BYAN) dan Chandra Asri (TPIA) nan ikut menjadi pemberat keahlian IHSG.
Sementara itu, untuk keahlian bursa Asia lainnya di Australia, indeks S&P/ASX 200 mengalami penurunan sebesar 0,87%, sedangakan indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,34%. Sementara itu, indeks Kospi bergerak 0,5% lebih rendah, sedangkan Kosdaq nan berkapitalisasi mini turun 0,44%.
Di Hong Kong, indeks berjangka Hang Seng tercatat berada pada level 22.827, turun 2,2%.
Begitu pula dengan Wall Street. Indeks S&P turun 0,5% ke 5.983,25 dan Nasdaq Composite ambruk 1,21%, berhujung di 19.286,92. Sebaliknya indeks Dow Jones Industrial Average sukses mencatatkan sedikit kenaikan sebesar 33,19 poin, alias 0,08% ke 43.461,21.
Pelaku pasar hari ini mesti mempertimbangkan sejumlah sentimen nan bisa menggerakkan pasar saham, rupiah, dan SBN. Dari dalam negeri, peluncuran bullion bank dan Danantara serta info duit beredar bisa menjadi penggerak pasar.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo resmi meluncurkan Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2/2025) sebagai badan pengelola investasi baru. Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani sejumlah izin nan mengatur tata kelola dan operasional Danantara, termasuk Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025.
Danantara diproyeksikan mempunyai biaya kelolaan (AUM) lebih dari US$ 900 miliar alias sekitar Rp 14.710 triliun, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund (SWF) terbesar di dunia.
Namun, peluncuran Danantara juga menimbulkan kekhawatiran di bursa saham. Pasalnya, empat dari tujuh dari BUMN nan tergabung dalam Danantara berstatus perusahaan publik alias terbuka (Tbk). Investor tetap menunggu seperti apa Danantara bakal mengelola empat BUMN nan terbuka.
Sealanjutnya, tetap dari dalam negeri, Indonesia bakal segera mempunyai bullion bank pertama nan direncanakan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Selasa (26/2/2025). Saat ini, PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beraksi dalam upaya bullion.
Bullion bank ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perdagangan emas dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada ekspor emas mentah. Dengan kehadiran bullion bank, emas nan ditambang di Indonesia tidak lagi langsung diekspor ke luar negeri, tetapi dapat dikelola dan dioptimalkan untuk kepentingan ekonomi nasional.
Selain Pegadaian dan BSI, beberapa lembaga finansial lain dikabarkan sedang dalam proses pengajuan izin untuk turut serta dalam jasa ini.
Dari luar negeri, Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin (24/2/2025) bahwa tarif besar-besaran AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko bakal dilanjutkan ketika penundaan penerapan selama sebulan berhujung minggu depan.
"Tarif tersebut bakal dilanjutkan sesuai jadwal," kata Trump saat ditanya dalam konvensi pers di Gedung Putih apakah tarif nan ditunda untuk kedua mitra jual beli AS tersebut bakal segera diberlakukan kembali, dikutip dari CNBC International.
Presiden menyatakan bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara-negara asing dalam nyaris segala perihal dan menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal kembali alias resiprokal nan disebutkan.
"Jadi tarif tersebut bakal dilanjutkan, ya, dan kami bakal mengejar banyak perihal nan tertinggal," kata Trump.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Semringah Saat IHSG Terperosok ke Level 6.500-an
Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran