Bio Farma Pdkt Ke Danantara Biar Dapat Suntikan Modal

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

PT Bio Farma (Persero) telah mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) ke pemerintah. Dengan hadirnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Bio Farma melakukan pendekatan agar perusahaan mendapatkan suntikan biaya tersebut.

"Kami memang tahun lampau juga sudah mengusulkan PMN, hanya sekarang sudah beranjak ke Danantara. Kami juga sudah melakukan pendekatan kepada Danantara dan progres ini kudu berjalan," kata Direktur Utama (Dirut) Bio Farma Shadiq Akasya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2025).

Dia pun mengakui tetap adanya keterbatasan modal kerja. Padahal ada beberapa produk vaksin nan sedang dikembangkan Bio Farma seperti vaksin rotavirus, vaksin tifoid suntik (TVC), hingga vaksin hexavalent (vaksin kombinasi).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari kami nan jelas, kami juga tetap ada keterbatasan modal kerja. Kemudian, tadi disampaikan kondisi Kimia Farma, kemudian Kimia Farma Apotek, nan tetap dalam proses restrukturisasi. Jadi kami sedang melakukan restrukturisasi. Mudah-mudahan ini bisa selesai di akhir Mei ini, dengan 13 bank nan kami kudu lakukan satu-satu," jelas Shadiq.

Beberapa program alias rencana kerja nan telah ditetapkan. Dalam jangka pendek alias pada 2025, pihaknya bakal konsentrasi pada restrukturisasi finansial, reorientasi upaya nan efisien, hingga strategi dengan sasaran nan sistematis.

Dalam jangka menengah pada 2025-2029, pihaknya bakal mendorong portfolio upaya nan lebih kuat. Shadiq menjelaskan ada beberapa produk-produk bakal sorong dari sisi farmasi untuk mendapatkan produk-produk nan lebih baru lagi.

"Kemudian holding farmasi nan terindikasi dengan ekosistem kesehatan. Salah satunya ini dari sisi laporan keuangan, kami sudah ada sekarang sistem nan bisa mendukung untuk itu. Kemudian ada juga digitalisasi nan kita lakukan juga. Kami tetap mau menjadi mitra utama pemerintah dalam program kesehatan nasional dan global," imbuh Shadiq.

Sebelumnya, Direktur Utama Biofarma Shadiq Akasya mengusulkan PMN sebesar Rp 2,21 triliun itu untuk pembangunan sarana produksi berupa bangunan, perangkat dan mesin. Proyek tersebut bakal memproduksi beberapa jenis vaksin.

"Tujuan pendanaan dari PMN ini, kami bakal membangun sarana produksi berupa bangunan, perangkat mesin senilai kurang lebih Rp 2,21 triliun nan bakal memproduksi beberapa jenis vaksin," kata Shadiq dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (10/7/2024) lalu.

Shadiq menyebut sarana tersebut bisa memproduksi beberapa jenis vaksin dengan total mencapai 1 miliar dosis. Rinciannya terdiri dari 700 juta drug substance (bahan baku) dan 300 juta drug product (finish product).

(acd/acd)

Selengkapnya