Bi Rate Masih Berpotensi Dipangkas, Data Ini Jadi Penentunya!

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Ruang Bank Indonesia (BI) dalam memangkas suku kembang referensi namalain BI Rate diperkirakan bakal terbatas tahun ini. Chief Economist Bank Permata (BNLI) Josua Pardede mengatakan ada beberapa aspek dunia dan domestik nan mempengaruhi.

Pertama, kondisi inflasi nan di awal tahun ini condong rendah. Josua mengatakan ini memberikan ruang untuk pemangkasan BI Rate tahun ini.

Namun begitu, dia menekankan sekalipun memang inflasi dalam negeri di awal tahun ini terkendali, pengaruh dari kebijakan potongan nilai listrik bagi masyarakat berkarakter sementara.

"Artinya kelak inflasi di bulan Maret ataupun April ini bakal kembali normalized. Sehingga hingga akhir tahun ini inflasi tetap bakal berkisar di kisaran 2%," terang Josua saat Public Expose & Press Conference Bank Permata 2025 di WTC, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

Faktor lainnya dari sisi domestik, berangkaian dengan transaksi berjalan. Josua menyorot defisit transaksi melangkah tahun lampau condong meningkat dibandingkan 2023. Itu diyakini bakal melebar lagi di atas 1% terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini.

Di sisi lain, ada aspek nilai tukar rupiah nan berangkaian dengan kondisi global. Josua memaparkan antara lain, kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan ketidakpastian geopolitik.

"Karena kita tahu berbareng bahwa dengan kebijakan tarifnya Trump ini bakal berpengaruh langsung kepada perlambatan ekonomi Tiongkok. Dan juga berlambat kepada ekonomi global," pungkas Josua.

"Oleh karena itu, kami memandang bahwa sekalipun ada ruang, tapi ruang penurunannya mungkin cukup terbatas. Dan bakal di-assest terus oleh Bank Indonesia dari waktu ke waktu".


(mij/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank of Korea Pangkas Suku Bunga, Terendah Sejak Agustus 2022

Next Article Sah! BI Rate Turun Jadi 5,75% di Januari 2025

Selengkapnya