Bakal Bertemu Presiden Uni Eropa, Trump Mau Turunkan Tarif?

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menjadwalkan pertemuan empat mata hari ini. Keduanya bakal bermusyawarah langsung untuk mencapai kesepakatan perdagangan di tengah potensi perang tarif antara Amerika dan Eropa.

Trump sebelumnya mengumumkan bakal meningkatkan tarif resiprokal untuk peralatan asal Uni Eropa ke Negeri Paman Sam senilai 30% pada 1 Agustus 2025. Dalam pertemuannya dengan von der Leyen ada potensi besar bahwa Trump mau menurunkan tarif tersebut menjadi 15% saja.

Tarif resiprokal hanya salah satu tarif nan bakal diterapkan Trump untuk impor peralatan dari Benua Biru. Dia juga bakal mematok tarif 50% untuk baja dan aluminium, 25% untuk mobil dan suku cadang mobil, serta pungutan 10% untuk sebagian besar peralatan Uni Eropa lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Reuters, Minggu (27/7/2025), Trump sedang berada di Skotlandia selama beberapa hari dan berjanji bakal melakukan pertemuan bilateral von der Leyen. Wanita nan memimpin Komisi pemerintahan dari 27 negara itu disebut Trump menjadi pemimpin nan sangat dia hormati dan dia menantikan pertemuan dengannya.

Trump mengatakan ada kesempatan 50-50 antara AS dan Uni Eropa untuk mencapai pakta kerangka kerja perdagangan. Dia juga bilang sejauh ini Komisi Uni Eropa juga sangat mau membikin kesepakatan dengan pemerintahannya.

Tarif 15% untuk sebagian besar peralatan Uni Eropa bakal dipandang oleh banyak orang di Eropa sebagai hasil nan jelek dibandingkan dengan ambisi awal Eropa untuk mencapai kesepakatan tarif nol persen bagi semua peralatan industri.

Namun, tentu saja penurunan tarif nan ditawarkan Trump bakal lebih baik daripada keputusan awalnya nan mencapai 30%. Penurunan tarif menjadi 15% disebut dapat menghilangkan ketidakpastian tentang kondisi upaya nan telah menghantam untung perusahaan-perusahaan Eropa.

Bagi Trump, kesepakatan dengan Uni Eropa bakal menjadi perjanjian perdagangan terbesar, melampaui kesepakatan senilai US$ 550 miliar nan dicapai dengan Jepang awal pekan ini.

Administrasi Trump sedang berupaya menata kembali perdagangan internasionalnya nan banyak mengalami defisit dengan beragam negara besar di dunia, mulai dari Uni Eropa, Inggris, hingga Indonesia.

Kesepakatan Uni Eropa bakal menjadi bingkisan nan sangat besar, mengingat AS dan Uni Eropa sejauh ini merupakan mitra jual beli terbesar satu sama lain dan menyumbang sepertiga dari perdagangan global.

(kil/kil)

Selengkapnya