ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Ilmuwan dari Prancis, Australia, dan Jerman melakukan penelitian untuk memahami apa nan terjadi pada otak ketika seseorang tiba-tiba ngeblank. Peneliti Athena Demertzi dan timnya menganalisis 80 tulisan penelitian mengenai aktivitas otak manusia ketika tidak memikirkan apa pun.
Data menunjukkan adanya perbedaan jelas antara apa nan orang sebut sebagai pikiran kosong (mind blanking) dan pikiran mengembara (mind wandering).
Dikutip dari IFL Science, mind blanking sering terjadi setelah periode konsentrasi nan berkepanjangan, seperti saat mengerjakan ujian, kurang tidur, alias setelah aktivitas bentuk intens. Kondisi ini juga dikaitkan dengan beragam gangguan neurologis dan psikiatris, termasuk kecemasan, cedera otak traumatis, dan sindrom Klein-Levin.
Selain studi perilaku, penelitian pencitraan otak dan teknik investigasi lainnya juga dianalisis. Ketika pikiran seseorang kosong, mereka mungkin tidak mempunyai pikiran nan spesifik, tapi bukan berfaedah otaknya tidak aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tes elektroensefalografi (EEG) menunjukkan otak orang nan mengalami mind blanking memasuki kondisi nan disebut 'tidur lokal'. EEG menunjukkan gelombang lambat seperti saat tidur dan kompleksitas sinyal nan berkurang.
Selain itu, subjek juga mengalami debar jantung nan lebih lambat dan ukuran pupil mengecil. Semua itu merupakan ciri-ciri tidur.
Tim peneliti juga mengutip sebuah penelitian tahun 2019 nan menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI). Subjek diminta tidak memikirkan apapun dan hasilnya menunjukkan penonaktifan di beberapa wilayah otak utama seperti gyrus frontal inferior, area broca, korteks motorik, suplementer, dan hipokampus.
Meski begitu, lantaran subjek dengan sengaja berupaya mengosongkan pikiran, ini mungkin bakal berbeda dengan mind blanking sesungguhnya nan seringkali muncul secara spontan.
"Kami menyadari bahwa penyelidikan ini menghadirkan tantangan metodologis dan konseptual," ujar tim peneliti.
Peneliti percaya mind blanking lebih mungkin terjadi ketika kondisi antusiasme tinggi alias rendah. Mind blanking pada tiap orang bisa berbeda-beda.
Penelitian lanjutan soal mind blanking diperlukan. Masih ada banyak pertanyaan nan belum terjawab dari penelitian-penelitian nan sudah dilakukan.
"Kami percaya bahwa penyelidikan pikiran kosong berkarakter mendalam, penting, dan tepat waktu. Secara kolektif, kami menekankan bahwa pengalaman nan berkepanjangan datang dalam nuansa dengan tingkat kesadaran dan kekayaan konten nan berbeda-beda," tandas tim peneliti.
(avk/suc)