6 Pelaku Grup Facebook Inses Ditangkap, Martin Dpr: Polri Hadir Lindungi Masyarakat

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas keberhasilan jejeran kepolisian menangkap enam pelaku nan tergabung dalam grup FB berisi konten penyimpangan seksual bertema inses.

Penindakan ini dilakukan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri berbareng Direktorat Siber Polda Metro Jaya.

“Saya mengapresiasi langkah sigap dan tegas dari Kapolri. Ini menunjukkan bahwa Polri betul-betul datang dalam melindungi masyarakat, khususnya dari kejahatan nan merusak moral seperti ini,” kata Martin di Jakarta, Selasa (21/5/2025).

Grup “Fantasi Sedarah” dan “Suka Duka” diketahui menyebarluaskan konten-konten nan mengarah pada normalisasi inses. Hal ini tentu sangat meresahkan bagi masyarakat.

Negara Tidak Tinggal Diam

Martin pun menekankan pentingnya pendalaman lebih lanjut oleh abdi negara penegak norma untuk memastikan apakah para pelaku telah melakukan tindakan di bumi nyata, serta apakah ada korban.

“Jika sudah ada korban, negara wajib datang memberikan perlindungan penuh dan pemulihan psikologis. Jangan sampai mereka menjadi korban dua kali lantaran sistem nan lalai,” ujarnya.

Martin menilai, tindakan sigap Polri ini bukan hanya corak penegakan hukum, melainkan juga bagian dari upaya menjaga nilai-nilai moral di tengah masyarakat.

“Tindakan ini menjadi pesan kuat bahwa negara tidak tak bersuara terhadap kejahatan di ruang digital. Ini corak nyata perlindungan terhadap masyarakat dari konten-konten menyimpang,” tegasnya.

Dia juga mengapresiasi kerja sama antara Bareskrim dan Polda Metro Jaya nan dinilai solid dan efektif.

“Koordinasi antarunit seperti ini sangat krusial dalam menangani kejahatan siber nan semakin kompleks. Ini bisa menjadi model kerja sama untuk kasus-kasus lain ke depan,” ucap Martin.

Beri Edukasi Literasi Digital

Lebih jauh, legislator wilayah pemilihan Sulawesi Utara ini mendorong agar Polri tidak berakhir hanya pada penangkapan. Ia berharap ada langkah berkepanjangan dalam corak edukasi dan peningkatan literasi digital.

“Penting bagi kita semua, terutama abdi negara dan lembaga terkait, untuk mendorong literasi digital agar masyarakat bisa lebih selektif dan sadar terhadap konten-konten menyimpang,” ungkap Martin.

Dalam konteks pencegahan, Martin juga meminta Kementerian Komunikasi dan Digital untuk lebih sigap dalam mendeteksi serta memblokir situs alias grup nan mengandung unsur kekerasan seksual maupun penyimpangan lainnya.

“Kominfo kudu memperkuat sistem pengawasan digital. Jangan sampai ruang maya kita dijadikan tempat subur bagi perilaku menyimpang,” tegasnya.

Laporkan Konten Mencurigakan

Martin pun membujuk masyarakat untuk lebih aktif melaporkan konten mencurigakan nan beredar di media sosial. Ia menekankan pentingnya peran serta publik dalam menjaga kebersihan ruang digital.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita berbareng sebagai penduduk negara,” tuturnya.

Dia meyakini, penindakan seperti ini bakal memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga kepolisian.

“Langkah ini membuktikan bahwa Polri bukan hanya menjaga keamanan fisik, tapi juga keamanan moral bangsa. Ini patut kita apresiasi dan dukung penuh,” imbuh Martin.

Diketahui, peran para pelaku adalah sebagai admin grup dan member aktif nan telah mengunggah foto dan video seksual wanita dan anak di bawah umur.

Infografis

Selengkapnya