ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Indonesia belum lama ini melakukan ekspor perdana kratom, tanaman herbal yang dijuluki sebagai "daun surga". Kratom diketahui mempunyai banyak khasiat, termasuk pengaruh menenangkan hingga meredakan depresi.
Berikut adalah lima kebenaran soal kratom si "daun surga" nan diburu dunia:
1. Indonesia ekspor kratom ke Eropa dan Amerika
Indonesia untuk pertama kalinya mengekspor produk olahan tanaman herbal kratom secara perdana ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) pada akhir Februari lalu. Pelepasan ekspor senilai US$1,053 juta alias setara Rp17,4 miliar (asumsi kurs Rp16.570/US$) dilakukan langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (28/2/2025).
Sebanyak 351 ton kratom berbentuk serbuk lembut dan kasar (serpihan) dikirim ke pasar internasional oleh PT Oneject Indonesia. Ini menandai langkah besar bagi Indonesia dalam mengekspor produk kesehatan berbobot tinggi, setelah sebelumnya hanya mengirim daun kratom mentah dengan nilai murah.
Data BPS tahun 2023 menunjukkan AS sebagai pengimpor terbesar kratom dari Indonesia, dengan volume mencapai 4.694 ton dan nilai ekspor sekitar US$ 9,15 juta.
2. Khasiat kratom si "Daun Surga"
Foto: Tanaman Kratom. (Dok. Detikcom/Yudistira Imandiar)
Mengutip WebMD, kratom adalah pohon dari family kopi nan berasal dari Asia Tenggara. Dikenal juga sebagai Mitragyna speciosa, tanaman ini tumbuh di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Daunnya dikeringkan dan digunakan untuk membikin teh alias dimasukkan ke dalam kapsul untuk dijual sebagai suplemen. Daun kratom juga dapat dihisap seperti tembakau.
Penggunaan kratom nan paling umum adalah untuk menghilangkan rasa sakit, depresi, dan kecanduan opioid. Dua senyawa paling aktif nan ditemukan dalam kratom - mitragynine dan 7-hydroxymitragynine - bekerja pada reseptor opioid tetapi dengan pengaruh samping nan lebih sedikit.
Penelitian awal menunjukkan bahwa kratom berpotensi sebagai antidepresan dan penekan rasa lapar. Dalam satu penelitian pada hewan, para peneliti menemukan bahwa kratom menurunkan kadar kortikosteron pada tikus. Meningkatnya kadar kortikosteron hanyalah salah satu perubahan pada unsur kimia otak nan dapat terlihat pada depresi.
Dalam penelitian lain nan dilakukan pada tikus, kratom menekan rasa lapar dengan menghalang hipotalamus, bagian otak nan bertanggung jawab atas nafsu makan. Meski demikian, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut pada manusia untuk memandang apakah kratom mempunyai pengaruh serupa.
3. Pernah digolongkan sebagai narkoba baru
Di Indonesia, Kratom menjadi tanaman endemik nan tumbuh di sejumlah wilayah di Kalimantan. Masyarakat telah memanfaatkan Kratom selama beratus-ratus tahun sebagai obat alami untuk mengatasi beragam masalah kesehatan. Namun pengguna Kratom rupanya juga mengalami kecanduan. Efek nan dirasakan berupa emosi relaks dan nyaman, serta euforia jika tanaman tersebut dikonsumsi dalam dosis tinggi. Efek nan ditimbulkan ini disebabkan oleh senyawa mitraginin sebagai senyawa utama nan terkandung dalam daun Kratom.
Karena perihal tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) pernah memasukkan kratom ke dalam narkotika golongan I dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Penggolongan ini didasarkan pada pengaruh kratom nan berpotensi menimbulkan ketergantungan dan sangat rawan bagi kesehatan. BNN sendiri mengemukakan bahwa pengaruh kratom 13 kali lebih rawan dari morfin.
4. Status kratom masih abu-abu di Indonesia
Meski Indonesia sudah mengekspor kratom, tanaman ini sendiri belum dijual secara bebas di dalam negeri. Penyebabnya lantaran kratom sebelumnya sempat masuk dalam daftar narkotika golongan 1.
"Jadi belum ada peraturan nan mengenai dengan perdagangan di dalam negeri," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, belum lama ini.
"Pada prinsipnya, diekspor boleh sesuai dengan ketentuan nan ada," katanya.
Artinya, meskipun kratom sudah mendapat izin ekspor berasas Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 dan 21 Tahun 2024, tidak serta-merta produk ini bisa dijual bebas di dalam negeri.
5. BNN masih susun izin kratom di Indonesia
BNN masih menyusun rekomendasi izin mengenai kratom di Tanah Air. Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Agus Irianto menegaskan persoalan kratom ini merupakan tanggung jawab berbareng nan kudu mendapatkan perhatian unik sebelum menimbulkan kerusakan pada masyarakat Indonesia.
Selama belum ada patokan baru, BNN meminta masyarakat tidak menggunakan alias mengonsumsi kratom.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 25 Tahun Hangatkan si Kecil, Transpulmin Pilihan Ibu Indonesia
Next Article Daun Kelor Bisa Jadi Obat Diabetes, Mitos alias Fakta?