ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai jalan menuju kesuksesan, namun tidak semua bidang mempunyai nilai investasi nan tinggi. Beberapa program studi memberikan prospek kerja nan terbatas alias pendapatan nan lebih rendah dibandingkan bagian lain.
Laporan dari Georgetown University menganalisis 137 bidang kuliah dan mengungkapkan bahwa beberapa program mempunyai pengembalian investasi (ROI) nan rendah. Meski begitu, dengan kombinasi skill tambahan, pengalaman kerja, dan strategi pekerjaan nan tepat, lulusan dari bidang-bidang ini tetap bisa meraih kesuksesan.
Lantas, bidang apa saja nan paling 'tidak berguna' beserta pengganti pekerjaannya? Berikut penjelasannya dikutip Gulf News:
1. Studi Etnis & Gender
Jurusan ini konsentrasi pada kajian kritis terhadap rumor ras, etnisitas, dan gender, tetapi seringkali tidak memberikan keahlian teknis nan dibutuhkan dalam banyak pekerjaan entry-level. Peluang pekerjaan langsung di luar akademia alias aktivisme juga terbatas, sehingga banyak lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tinggi.
Alternatif: Mengombinasikan studi ini dengan bagian hukum, pendidikan, alias upaya dapat memperluas kesempatan kerja. Lulusan dapat bekerja sebagai advokat kewenangan asasi manusia, ahli keberagaman dan inklusi di perusahaan, developer kebijakan sosial, analis etika bisnis, alias wartawan nan berfokus pada rumor sosial.
2. Musik & Seni Pertunjukan
Industri musik dan seni pagelaran mempunyai persaingan nan ketat. Hanya sebagian mini ahli nan bisa mencapai penghasilan tinggi. Menurut Payscale, kebanyakan musisi dan seniman menghadapi ketidakstabilan pendapatan serta kurangnya tunjangan pekerjaan.
Alternatif: Lulusan musik dapat mengejar pekerjaan sebagai produser musik, sound engineer, komposer movie dan video game, manajer artis, alias promotor konser. Mereka juga bisa berprofesi sebagai pengajar musik, pustakawan musik, wartawan musik, penyiar radio, alias podcaster nan membahas industri musik.
3. Sejarah Seni
Meskipun memberikan wawasan mendalam tentang seni dan budaya, bidang ini mempunyai pasar kerja nan terbatas dengan penghasilan rata-rata nan lebih rendah dibandingkan bagian lain. Tanpa spesialisasi tambahan, lulusan sering menghadapi kesulitan dalam menemukan pekerjaan nan stabil.
Alternatif: Mengombinasikan sejarah seni dengan upaya alias studi museum dapat meningkatkan kesempatan kerja. Karier nan dapat dijalani termasuk kurator museum, kritikus seni, pengelola galeri, konsultan seni, alias ahli pemasaran seni.
4. Desain Mode
Dunia mode sangat kompetitif. Banyak desainer sukses nan tidak mempunyai gelar formal, seperti Coco Chanel, Karl Lagerfeld, dan Alexander McQueen. Gelar akademik tidak menjamin kesuksesan lantaran industri fesyen lebih menghargai kreativitas, pengalaman, dan portofolio.
Alternatif: Calon desainer dapat membangun portofolio nan kuat, mengikuti magang di rumah mode ternama, alias belajar keahlian upaya untuk memulai merek sendiri. Karier pengganti mencakup fashion stylist, visual merchandiser, desainer tekstil, alias ahli pemasaran mode.
5. Filsafat
Meskipun mengembangkan keahlian berpikir kritis dan argumentasi, bidang makulat mempunyai jalur pekerjaan nan tidak jelas dengan penghasilan awal nan lebih rendah dibandingkan bagian STEM. Banyak lulusan akhirnya bekerja di bagian nan tidak berasosiasi langsung dengan studi mereka.
Alternatif: Lulusan makulat dapat mengejar pekerjaan di bagian hukum, etika bisnis, AI ethics, kebijakan publik, perlindungan data, alias pembelaan kewenangan digital. Mereka juga bisa bekerja sebagai analis strategi, penasihat kebijakan, alias ahli komunikasi di perusahaan teknologi.
6. Studi Keagamaan & Teologi
Program ini menawarkan wawasan mendalam tentang sejarah dan makulat agama, tetapi kesempatan kerja di luar akademia alias lembaga keagamaan terbatas. Menurut laporan Georgetown, pekerjaan di bagian ini umumnya mempunyai pertumbuhan penghasilan nan lebih lambat.
Alternatif: Karier nan bisa ditekuni antara lain pendeta, chaplain di rumah sakit alias militer, pekerja sosial, wartawan religi, konsultan etika, alias ahli hubungan antaragama. Lulusan juga bisa bekerja di organisasi non-profit alias sebagai peneliti budaya.
7. Fotografi
Fotografi adalah pekerjaan berbasis keterampilan, dan banyak ahli foto sukses nan belajar secara otodidak daripada melalui jalur akademik. Karena profesinya condong berbasis freelance, mempunyai gelar tidak selalu menjamin kesuksesan.
Alternatif: Mengikuti kursus online, membangun portofolio, dan mendapatkan pengalaman langsung sering lebih efektif daripada mendapatkan gelar. Karier nan dapat dikejar termasuk ahli foto komersial, wartawan foto, penyunting gambar, alias ahli pemasaran visual.
8. Sosiologi
Meskipun memberikan wawasan tentang perilaku sosial, lulusan sosiologi sering kali memerlukan pendidikan tambahan alias sertifikasi untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan tinggi. Banyak posisi di bagian ini lebih cocok bagi mereka nan mempunyai gelar lanjutan.
Alternatif: Karier potensial meliputi analis kebijakan publik, peneliti pasar, HR specialist, perencana kota, konsultan sosial, alias wartawan investigatif. Lulusan juga bisa bekerja di bagian pengembangan organisasi alias sebagai ahli program di organisasi non-profit.
9. Sastra Inggris & Penulisan Kreatif
Meskipun mengasah keahlian komunikasi dan analitis, gelar ini tidak selalu memberikan jalur pekerjaan nan jelas. Persaingan di bumi penulisan sangat ketat, dan banyak pekerjaan memerlukan keahlian tambahan seperti SEO alias pemasaran digital.
Alternatif: Karier potensial mencakup penulis teknis, copywriter, editor, ahli media sosial, jurnalis, alias penulis skenario. Lulusan juga bisa bekerja di bagian pemasaran konten, penerbitan, alias hubungan masyarakat.
10. Komunikasi
Banyak program komunikasi tetap berfokus pada teori media dan retorika klasik, sementara pasar kerja lebih menuntut keahlian digital dan analitik. Menurut CNBC, penghasilan awal di bagian ini sering kali rendah, dan persaingan kerja cukup tinggi.
Alternatif: Lulusan dapat mengejar pekerjaan sebagai jurnalis, ahli PR, manajer media sosial, analis pemasaran digital, produser konten, alias pengelola komunikasi perusahaan. Memiliki keahlian tambahan seperti kreasi skematis alias analitik info dapat meningkatkan daya saing.
11. Sejarah
Meskipun memberikan pemahaman mendalam tentang masa lalu, penerapan pengetahuan sejarah dalam pekerjaan dengan penghasilan tinggi sering kali terbatas. Banyak lulusan akhirnya bekerja di bagian nan tidak mengenai langsung dengan studi mereka.
Alternatif: Karier nan relevan mencakup sejarawan, penulis dokumenter, analis kebijakan publik, konsultan sejarah untuk industri film, alias ahli arsip. Lulusan juga dapat bekerja di bagian pendidikan, media, alias pemerintahan.
12. Liberal Arts
Jurusan ini menawarkan pendekatan pendidikan nan luas, tetapi kurang memberikan keahlian teknis alias spesialisasi nan dibutuhkan di pasar kerja. Akibatnya, lulusan sering kesulitan mendapatkan pekerjaan nan spesifik dan bergaji tinggi.
Alternatif: Lulusan liberal arts dapat mengejar pekerjaan di bagian penulisan, komunikasi, pemasaran, manajemen bisnis, alias manajemen sumber daya manusia. Mereka juga dapat bekerja di sektor teknologi sebagai analis info alias ahli UX.
13. Antropologi & Arkeologi
Bidang ini memberikan wawasan mendalam tentang budaya dan sejarah manusia, tetapi kesempatan kerja di luar akademia sering kali terbatas. Banyak lulusan kudu mengejar gelar lanjutan untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan nan lebih tinggi.
Alternatif: Karier potensial mencakup antropolog forensik, diplomat, kurator museum, analis riset pasar, alias konsultan keberlanjutan. Lulusan juga dapat bekerja di bagian media, kebijakan publik, alias pengembangan masyarakat.
14. Kuliner
Keahlian memasak lebih banyak dipelajari melalui pengalaman daripada di kelas, sehingga gelar kuliner sering kali dianggap kurang esensial. Banyak jurumasak sukses belajar dari pengalaman langsung alias sekolah vokasi.
Alternatif: Karier potensial meliputi food stylist, kritikus kuliner, developer resep, manajer katering, alias konsultan restoran. Lulusan juga bisa bekerja di industri makanan sebagai analis tren kuliner alias ahli keamanan pangan.
Meskipun beberapa bidang mempunyai ROI rendah, kesuksesan tetap berjuntai pada gimana perseorangan mengembangkan keahlian mereka. Dengan pengalaman, jaringan, dan strategi pekerjaan nan tepat, lulusan dari bagian apa pun dapat mencapai kesuksesan profesional.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 25 Tahun Hangatkan si Kecil, Transpulmin Pilihan Ibu Indonesia
Next Article 10 Jurusan Kuliah dengan Gaji Paling Tinggi, Alumni Jarang Nganggur