ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pendidikan berkedudukan besar dalam pembangunan karakter, peningkatan kesempatan kerja dan pemberdayaan individu.
Bagi nan memutuskan untuk menempuh pendidikan di luar negeri, baru-baru ini, Global Citizen Solutions (GCS) telah merilis Laporan Pendidikan Global pertamanya. Menurut laporan tersebut, ada 10 negara terbaik untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Laporan GCS mengevaluasi lebih dari 72 negara, menggunakan lima subindeks utama, ialah sistem pendidikan tinggi, kualitas hidup, biaya pendidikan tinggi, prospek karier, penemuan dan keramahan bisnis.
Amerika Serikat adalah tujuan dunia ranking pertama untuk menempuh pendidikan tinggi. Negeri Paman Sam menempati posisi teratas dalam pemeringkatan GSC sebagai tujuan dunia terbaik untuk pendidikan tinggi.
Menurut laporan tersebut, jumlah mahasiswa internasional tetap sangat terkonsentrasi di negara-negara berkata Inggris dan negara-negara maju secara ekonomi.
Laura Madrid, ketua penelitian di Unit Intelijen Global di GCS mengatakan tidak mengherankan bahwa AS berada di urutan pertama dalam daftar tersebut, lantaran jumlah universitas bergengsi dan banyaknya lembaga pendidikan tinggi di sana.
"Ketika Anda memandang family nan mau berinvestasi di pendidikan dan aspek biaya bukan masalah, mereka bakal lebih memilih untuk memandang AS dan Inggris," katanya.
"Namun di sisi lain, kami memandang family Amerika mencari universitas di negara lain. Kami memandang bahwa mereka mencari pendidikan tinggi di Eropa lantaran beragam alasan, entah itu stabilitas politik alias kemungkinan pendidikan tinggi nan lebih multinasional dan multikultural," ungkap Madrid.
Daftar 10 tujuan dunia teratas untuk pendidikan tinggi menurut laporan GCS:
1. Amerika Serikat
2. Inggris
3. Australia
4. Jerman
5. Kanada
6. Prancis
7. Belanda
8. Swiss
9. China
10. Singapura
Menurut laporan tersebut, Inggris tetap menjadi salah satu tujuan paling diminati di bumi bagi mahasiswa internasional berkah prestise di sekolah-sekolah seperti Oxford, Imperial College of London, dan Cambridge.
Inggris mengalami penurunan jumlah mahasiswa Eropa nan mendaftar ke universitas pada tahun 2020. "Anda mempunyai ekosistem universitas nan hebat, tetapi Brexit mengubah profil mahasiswa internasional," kata Madrid.
Negara tersebut bisa mengubah strategi dan mendatangkan lebih banyak mahasiswa dari tempat-tempat seperti China dan India.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penyebab Tiket Konser Musik RI Lebih Mahal dari Singapura Cs
Next Article 5 Negara Asia nan tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia