ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia — Fasilitas pembiayaan perbankan buy now pay later (BNPL) secara konsisten mencatat pertumbuhan tinggi. Per Januari 2025 penyaluran angsuran bank melalui skema paylater mencapai Rp 22,57 triliun, naik 45,73% secara tahunan (yoy).
"Porsi angsuran BNPL perbankan tercatat 0,29%," kata Kepala Eksekutif pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Februari 2025, Selasa (4/3/2025).
Pada periode nan sama, jumlah rekening naik dari 23,99 juta menjadi 24,44 juta akun.
Sementara itu, BNPL oleh perusahaan pembiayaan per Desember 2024 tercatat sebesar Rp 7,12 triliun, tumbuh 41,9% yoy.
Adapun OJK melaporkan pertumbuhan angsuran industri perbankan pada bulan pertama tahun ini naik 10,27% secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.782 triliun.
Pertumbuhan pada Januari 2025 sedikit turun jika dibandingkan dengan posisi Desember 2024 nan naik 10,39%yoy.
Berdasarkan info OJK, pertumbuhan angsuran pada Januari 2025 ditopang oleh segmen investasi nan naik 13,22% yoy. Lalu angsuran konsumsi tumbuh 10,37% yoy dan angsuran investasi naik 8,4% yoy.
Dengan pertumbuhan angsuran nan melambat per Januari 2025, parameter likuiditas industri perbankan pun melonggar. Rasio simpanan terhadap angsuran alias loan to deposit ratio (LDR) turun dari 88,57% per Desember 2024 menjadi 87,64%.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perluas Bisnis Konsumer, Bank Asing "Lawan" Paylater & Fintech
Next Article Kelas Menengah Lagi Susah, Warga RI Rajin Ngutang Pakai Pay Later