Video: "hilal" The Fed Dan Bi Pangkas Suku Bunga Di Tengah Perang Dagang

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com- Menurunnya tensi perang jual beli di tengah upaya negosiasi tarif impor AS menjadi angan bagi prospek ekonomi dan pasar finansial global.

Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Jay Hong menilai perang jual beli bakal memberi akibat ke semua lini ekonomi bumi termasuk Indonesia. Dimana kondisi ini bakal mengganggu keahlian perdagangan internasional nan berkapak ke pertumbuhan ekonomi.

Ketidakpastian nan tetap tinggi terhadap arah manuver dan kebijakan perang jual beli tetap menjadi kekhawatiran penanammodal pasar finansial Indonesia. Langkah negosiasi nan diambil pemerintah RI terhadap kenaikan tarif AS serta upaya memperluas pasar ekspor dan impor RI dinilai bijak untuk menghadapi kondisi ini.

Di tengah akibat nan dihadapi pasar finansial saat ini, Jay Hong memproyeksi The Fed tetap berkesempatan memangkas suku kembang 2-3 kali hingga menjadi di bawah level 4% nan bakal dimulai di Juli 2025.

Saat suku kembang The Fed dipangkas bakal memberikan akibat ke emerging market seperti Indonesia ialah meningkatnya sentimen positif bagi penanammodal asing, berkurangnya tekanan Rupiah hingga mendorong kepercayaan terhadap prospek ekonomi RI dan meningkatnya capital inflow ke RI.

Seperti apa pasar memandang arah kebijakan suku kembang The Fed hingga BI di tengah gejolak perang dagang? Bagaimana prospek pasar dan ekonomi RI di masa ini? Selengkapnya simak perbincangan Anneke Wijaya dengan Director Korea Investment and Sekuritas Indonesia, Jay Hong dalam Power Lunch, detikai.com (Senin, 28/04/2025)


Selengkapnya