ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pemerintah berencana meningkatkan tarif royalti mineral dan batu bara (minerba). Kebijakan ini pun menuai pro dan kontra lantaran dinilai bakal menambah beban pengusaha.
Ketua Forum Industri Nikel Indonsia (FINI) Alexander Barus mengatakan kebijakan ini tidak tepat waktu dan berambisi untuk ditinjau ulang. Pasalnya, nilai nikel saat ini tengah ambruk tajam akibat tekanan geopolitik serta perang jual beli antara Amerika Serikat dan China.
Alexander juga menuturkan beban industri nikel semakin bertambah dengan adanya kebijakan domestik, mulai dari retensi DHE, kenaikan UMR, penggunaan B40 hingga penerapan Global Minimum Tax mulai tahun 2025.
Selengkapnya saksikan perbincangan Maria Katarina berbareng Ketua Forum Industri Nikel Indonsia (FINI) Alexander Barus di Program Closing Bell detikai.com, Senin (21/04/2025).