ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Bisnis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lewat Trump Organization merambah ke sektor telekomunikasi dan perangkat. Perusahaan baru saja meluncurkan lauanan seluler dan smartphone sneilai US$499 (Rp8,1 jutaan) berjulukan Trump Mobile.
Peluncuran itu tak lama setelah Trump mendesak perusahaan AS, Apple untuk bisa membikin iPhone langsung di negaranya dan tak lagi memproduksi di China. Bahkan untuk mewujudkannya dia menakut-nakuti bakal mengenakan tarif 25% untuk setiap iPhone nan dijual di AS namun tak diproduksi di sana.
Trump Mobile menjadi jasa nan memang dibuat di AS. Dari pedoman pusat panggilan dan produksi smartphone, dikutip dari Reuters, Selasa (17/6/2025).
Sejumlah analis juga memandang peluncuran tersebut ditunjukkan untuk pasar smartphone. Khususnya pada apa nan bakal dilakukan Apple dengan produksinya.
"Hal ini ditunjukkan kepada Apple, itu jadi tekanan nilai sangat besar pada apa nan coba dilakukan Apple," kata manajer portofolio pengguna Zacks Investment Management, Brian Mulberry.
Dia menambahkan Trump Mobile punya kesempatan di smartphone. Mengingat nilai smartphone dari sejumlah perusahaan seperti Apple dan Samsung sangat mahal, ponsel baru menawarkan kegunaan nan sama dengan nilai nan mungkin lebih murah.
Terkait nama Trump di kembali smartphone tersebut, dia mengatakan mungkin bakal dapat perhatian ekstra. Tapi di sisi lain, pasar juga sudah siap dengan persaingan di sektor tersebut.
"Persaingan selalu baik untuk konsumen dan itu menguntungkan pasar secara umum. Itu bakal mendorong orang untuk jadi lebih produktif dan bersaing mendapatkan uang," jelasnya.
Sementara itu pendapat lain diungkapkan kepala ekuitas Aptus Capital Advisors, David Wagner. Dia mengatakan tidak bakal ada akibat berfaedah dengan keberadaan Trump Mobile nantinya.
Salah satu alasannya penyedia jasa sudah mempunyai ikatannya sendiri dengan industri. Dia menunggu apakah Trump Mobile bisa memberikan perihal krusial dalam jasa ialah konsisten jaringan.
"Perusahaan-perusahaan memerlukan skala bekerja dan kita bakal memandang apakah perusahaan bisa melaksanakan perihal paling penting, konsistensi jaringan," ujar Wagner.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Bisa Jualan IPhone 16, Apple Mau Bangun R&D di Indonesia