ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Setiap tahunnya, lebih dari 1 miliar smartphone diproduksi di seluruh dunia. Mayoritas bakal 'dibuang' dalam waktu beberapa tahun, apalagi ketika tetap dalam kondisi layak.
Proses daur ulang nan tetap terbatas berkontribusi terhadap banyaknya limbah smartphone nan berakibat jelek pada lingkungan.
Melihat masalah ini, tim peneliti dari University of Tartu di Estonia mencari langkah untuk memanfaatkan smartphone jejak nan sudah tidak diminati untuk dijual kembali.
Mereka berupaya memikirkan langkah agar smartphone jejak bisa mempunyai tujuan lain. Alhasil, mereka menyulap smartphone lawas jejak menjadi info center lokal.
Associate Professor untuk Komputasi Pervasif, Huber Flores, mengatakan buahpikiran di kembali proyek tersebut untuk menciptakan penemuan dari peralatan lama.
"Inovasi seringkali dimulai bukan dari perihal baru, tetapi langkah berpikir baru mengenai peralatan lama, dengan menata kembali perannya untuk membangun masa depan," kata dia, dikutip dari TechRadar, Selasa (17/6/2025).
Flores dan timnya mulai merancang smartphone lawas menjadi info center lokal dengan melepas baterai lithium-ion pada perangkat. Hal ini untuk mengurangi akibat kebocoran bahan kimia nan berbahaya.
Adapun daya untuk menjalankan info center disuplai secara eksternal, jadi bukan bagian dari HP.
Selanjutnya, 4 smartphone ditanam berbarengan menggunakan wadah nan di-print 3D, sehingga membentuk prototipe nan berfaedah baik. Setiap smartphone berbobot sekitar 8 euro (Rp150 ribuan) untuk digunakan kembali sebagai komponen info center.
Model uji coba ini digunakan di beragam lingkungan. Di bawah air, model ini membantu penelitian kelautan dengan memroses rekaman video langsung di letak untuk menghitung jenis kehidupan laut.
Biasanya, penyelam perlu merekam info dan membawanya ke permukaan untuk dianalisis. Ponsel nan telah dimodifikasi ini menangani semuanya secara otomatis.
Dalam skenario lain, para peneliti menyarankan agar sistem berbasis telepon ini dapat ditempatkan di letak perkotaan seperti halte bus. Di sana, HP nan dimodifikasi dapat menghitung penumpang secara real time, membantu meningkatkan jaringan transportasi umum melalui pengumpulan, dan pemrosesan info lokal.
Dengan pertumbuhan sampah elektronik dunia nan masif, proyek ini menawarkan langkah murah untuk memberikan kehidupan baru pada peralatan elektronik lama. Proyek ini menunjukkan bahwa smartphone tidak perlu diganti setiap dua tahun, alias dibuang setelah diganti.
"Keberlanjutan bukan hanya tentang menjaga masa depan, tetapi juga tentang menata kembali masa kini, di mana perangkat masa lampau menjadi kesempatan masa depan," kata Associate Professor untuk Software Engineering, Ulrich Norbisrath.
Meski proyek ini dirancang untuk penggunaan info center mikro, tetapi contoh skenario penggunaannya sudah mendekati praktik aplikasi barang terhubung (Internet of Things/IoT). Konsep ini menunjukkan peralihan perspektif bahwa penemuan bisa mengandalkan perangkat elektronik lama untuk diproses kembali menjadi perihal nan bermakna.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Inovasi Teknologi Menuju Transformasi Industri Berkelanjutan