ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) bergerak volatil lantaran penanammodal wait and see dalam menghadapi kebijakan tarif nan bakal diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4/2025).
Pasar mencermati Survei Pembukaan info Perputaran Tenaga Kerja AS (JOLTS) dan indeks manufaktur ISM di akhir sesi. Kedua aspek itu dapat memberikan info lebih jauh tentang gimana ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan AS merugikan ekonomi.
Trump mengumumkan pada Minggu malam bahwa nyaris semua negara bakal menghadapi tarif baru minggu ini. Meskipun dia tidak memberikan perincian spesifik, nan membikin pasar mata duit dalam keadaan hati-hati dan tenang.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan UE terbuka untuk bermusyawarah dengan AS mengenai perdagangan, tetapi bakal membalas dengan keras jika perlu.
"Kami memperkirakan pemerintah AS bakal mengumumkan semacam skema tarif timbal kembali asimetris dan tarif 25% untuk makanan dan barang-barang lain seperti farmasi, nan mungkin mencakup beberapa pengecualian untuk Kanada dan Meksiko," kata Claudio Irigoyen, kepala ahli ekonomi dunia di Bank of America, seraya menambahkan akibat di sekitar kasus dasar tersebut sangat besar dikutip dari Reuters pada Selasa (2/4/2025).
"Kami memperkirakan bakal ada penundaan sekitar satu bulan dalam penerapan, sehingga ada ruang untuk negosiasi. Kami memperkirakan sekitar sepertiga hingga separuh dari langkah-langkah nan diumumkan tidak bakal dilaksanakan - setidaknya, tidak untuk waktu nan lama," tambahnya.
Indeks dolar, nan mengukur mata duit AS terhadap enam mata duit krusial lainnya, naik 0,05% menjadi 104,24. Ketegangan geopolitik tetap menjadi konsentrasi lantaran militer China mengatakan telah melakukan latihan di perairan di utara, selatan, dan timur Taiwan pada hari Selasa.
Euro turun 0,05%, setelah naik 4,5% pada kuartal pertama tahun ini, keahlian kuartalan terkuatnya sejak Oktober-Desember 2022, terutama berkah komitmen Jerman untuk meningkatkan shopping fiskal secara tajam.
Yen Jepang menguat 0,01% menjadi 149,92 per dolar pada haru ini. Yen naik nyaris 5% terhadap dolar pada periode Januari-Maret lantaran meningkatnya taruhan bahwa Bank of Japan bakal meningkatkan suku kembang lagi.
Dolar Australia naik 0,1% setelah bank sentral tidak mengubah suku kembang seperti nan diharapkan. Dolar mencapai 0,6217 pada hari Senin, terendah sejak 4 Maret.