Tiga Biang Kerok Ihsg Rontok

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu membeberkan tiga biang kerok Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok. IHSG sempat ambruk sampai 6% dan perdagangan saham sempat dihentikan Bursa Efek Indonesia, Selasa (18/3/2025).

Pertama, Mari bilang sebetulnya esensial ekonomi secara umum relatif stabil di Indonesia. Cuma ada kekhawatiran-kekhawatiran nan muncul di pasar soal pelemahan ekonomi, baik secara dunia maupun nasional. Ini menjadi biang kerok pertama nan membikin IHSG ambruk.

"Dan itu kaitannya dengan memandang bahwa ada perlambatan pertumbuhan ekonomi nan dipantau dengan import turun, simpanan turun, ada beberapa indikator. Jadi ada kekhawatiran mengenai turunnya pertumbuhan," sebut Mari ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DEN, kata Mari, memberikan rekomendasi ke pemerintah untuk bisa menjaga pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan menjamin realokasi anggaran nan dilakukan di tengah langkah efisiensi anggaran dapat betul-betul membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Jadi semua belanjanya itu kudu bisa mendorong pertumbuhan," tegas Mari.

Kedua, Kekhawatiran lantaran ada penurunan penerimaan pajak pada realisasi keahlian APBN 2025 di awal tahun. Pasar memandang perihal ini sebagai kekhawatiran pada disiplin fiskal pemerintah.

"Mungkin juga ada kekhawatiran lantaran penerimaan pajak turun. Ada kekhawatiran mengenai fiscal discipline," sebut Mari.

Meski begitu, Mari menyatakan Presiden Prabowo Subianto sudah berulang kali menegaskan komitmennya untuk menjaga disiplin fiskal. Seharusnya perihal ini bisa menenangkan pasar.

Ketiga, penanammodal di pasar saat ini tengah mengkhawatirkan transparansi pemerintah pada tata kelola BUMN. Seperti diketahui banyak sekali perubahan pelat merah nan melantai juga di bursa.

Mari mengungkapkan kemunculan Badan Pengelola Investasi Danantara tetap memerlukan transparansi nan lebih baik dari pemerintah. Saat ini pasar tetap sedikit cemas Danantara membikin tata kelola perusahaan BUMN jadi bermasalah.

"Misalnya mengenai Danantara. Itu semua bakal menggunakan professional management dan bakal digunakan transparansi dan governance nan tepat. Jadi saya rasa ini perlu dijelaskan saja sih dengan baik," sebut Mari.

(hal/hns)

Selengkapnya