Tiba-tiba Pesta Berakhir Dan Ihsg Ditutup Loyo

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke area merah pada akhir perdagangan Kamis (23/1/2025), setelah sempat bertahan di area hijau hingga kembali pulih ke level psikologis 7.300.

IHSG ditutup melemah 0,34% ke posisi 7.232,64. Sejatinya, IHSG sempat pulih ke level psikologis 7.300, di mana terakhir kali IHSG berada di level ini ialah pada perdagangan pada perdagangan 13 Desember 2024.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 16 miliar saham nan beranjak tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 240 saham menguat, 318 saham melemah, dan 254 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor properti dan bahan baku menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini ialah masing-masing mencapai 2,95% dan 1,06%.

Sementara dari sisi saham, emiten properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini ialah mencapai 14,3 indeks poin.

Selain itu, ada saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) nan juga menekan IHSG sebesar 6,1 indeks poin, kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 5 indeks poin, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebesar 3,6 indeks poin.

IHSG berbalik melemah setelah sempat menguat hingga pulih ke level psikologis 7.300. Koreksi IHSG juga terjadi setelah empat hari beruntun konsisten bergerak di area hijau.

Tekanan dunia mereda membikin IHSG bergerak positif dalam beberapa hari terakhir. Namun, pelaku pasar kudu tetap mewaspadai perkembangan ekonomi nan bisa menjadi penentu pergerakan IHSG.

Kombinasi aspek dunia dan domestik memberikan angin segar bagi pasar saham. Di Amerika Serikat (AS), rekor baru S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan optimisme terhadap teknologi dan kepintaran buatan (artificial intelligence/AI).

Sementara di Indonesia, penguatan IHSG didukung oleh kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan angan terhadap musim laporan keuangan.

Meskipun tantangan tetap ada, seperti tekanan dari penguatan dolar AS dan proteksionisme perdagangan, tetapi langkah-langkah strategis nan diambil oleh pemerintah dan emiten memberikan dasar nan kuat untuk pertumbuhan pasar di 2025.

Sebelumnya, pemerintah melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023, mewajibkan eksportir untuk menempatkan 100% DHE di dalam negeri mulai 1 Maret 2025. Kebijakan ini bermaksud meningkatkan pasokan dolar di dalam negeri, sehingga rupiah lebih tahan terhadap tekanan eksternal.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjamin bahwa kebijakan ini tidak bakal membebani eksportir.

Pemerintah telah menyiapkan instrumen finansial nan kompetitif, termasuk kembang nan lebih rendah dibandingkan negara lain.

Selain itu, pemerintah tengah merancang beragam insentif untuk mendukung kelancaran ekspor, sehingga daya saing perdagangan Indonesia tetap terjaga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article Asing Masih Kabur dari RI, IHSG Ambles 1% Lebih di Sesi I

Selengkapnya