ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Sosok Pandu Sjahrir muncul dalam rencana program 3 juta rumah nan melibatkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruar Sirait pun menyebut Pandu masuk dalam jejeran petinggi Danantara.
Pandu merupakan perwakilan Danantara nan ikut datang berbareng Menteri BUMN, Menteri PKP, dengan Bank Indonesia (BI) dalam pembahasan insentif pembiayaan rumah.
Pandu juga mengungkapkan peran dan keterlibatan Danantara pada program 3 juta rumah nan diusung pemerintahan Prabowo Subianto.
"Dari sisi kami mungkin hanya dua, semacam book building untuk interest, dan juga penambahan likuiditas ya di sini, untuk bisa jumpstart program, dari sisi program rumah ini," ungkapnya di instansi BI, Selasa malam (11/2).
Pandu menyebut, Danantara bakal menampung masukan-masukan dari pelaku pasar nan bakal mendorong investasi ke sektor perumahan untuk membantu Kementerian PKP.
"Jadi memang book building ini adalah suatu proses di mana kita mengumpulkan interest, dan juga masukan-masukan dari pasar. Jadi ini nan sekarang sedang kita jalankan, bekerja sama banyak-banyak dengan Pak Ara," sebutnya.
Adapun, perhatian tersebut a.l. soal lahan, likuiditas, sasaran program dan kualitas perumahan. Dalam obrolan ini, Menteri PKP Maruarar menuturkan pihaknya dan BI menekankan perihal sinergi antara pemerintah dan moneter perihal masalah likuiditas untuk melaksanakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
"Ini betul-betul saya merasa sangat baik dan saya merasa di-support oleh ekosistem," ungkapnya.
Dalm kesempatan nan sama, Ketua Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan pertemuan ini dilakukan dalam rangka mencari solusi untuk membantu kesiapan likuiditas untuk mendukung program prioritas Presiden, ialah pembangunan 3 juta rumah. Menurut Misbakhun, dorongan kebijakan moneter dari BI bisa menjadi game changer dalam program ini.
"Kita cari solusi gimana BI memberikan support melalui insentif makroprudensial...Ada keterbatasan likuiditas, angan kita BI bisa membantu kesiapan likuiditas tersebut," ujarnya.
Berdasarkan dasar norma UU P2SK, dia menegaskan bahwa BI bisa terjun dalam membantu program ini, mengingat kekuatan kebijakan BI dari sisi makroprudensial.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kesepakatan ini adalah corak support BI terhadap program Astacita pemerintah. BI, menurutnya, memandang sektor perumahan bisa memberikan support nan tinggi bagi pertumbuhan dan pembuatan lapangan kerja.
"Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor nan lain," tegasnya.
Oleh lantaran itu, Perry menuturkan BI bakal memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank nan menyalurkan angsuran ke sektor perumahan. Saat ini, BI menyediakan Rp 23,19 triliun dan Perry berkomitmen untuk meningkatkan insentif ini secara perlahan menjadi Rp 80 triliun.
"Dari hasil obrolan ini, nah dari hasil obrolan tadi, kami bakal naikkan secara berjenjang menjadi Rp80 triliun untuk mendukung program perumahan ini," ujarnya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Asuransi Ekspansi Lewat Strategi Blue Ocean Strategy
Next Article Pandu Sjahrir Buka Suara Soal Danantara