Terkuak! Ini Alasan China Menimbun Emas

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - China jadi salah satu bank sentral nan paling aktif membeli emas selama beberapa waktu terakhir. Bahkan saat kondisi ekonomi dunia mengalami masa krisisnya.

Membeli emas sebagai aset cukup kondusif untuk China saat ketidakpastian ekonomi. Karena saat itu, nilai mata duit dan aset lain bisa tergerus namun nilai emas tetap bertahan.

Selain itu, sebagian persediaan devisa adalah dolar AS. Untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dan meningkatkan ragam persediaan devisa, China membeli emas, lantaran bisa memberikan pengganti nan stabil dan independen dari perubahan mata duit alias kebijakan moneter negara lain.

Cadangan emas nan banyak juga membikin China meningkatkan pengaruh pada sistem ekonomi global. Emas mempunyai peran untuk stabilitas dan kepercayaan ekonomi.

China tercatat terus membeli emas dalam jumlah besar dari 2009. Berikut rangkumannya:

1. Pembelian Emas 2009

China membeli emas mencapai 454,1 ton saat itu saat krisis finansinal menghantam bumi periode 2008-2009. Krisis finansial kala itu disebut menjadi nan terburuk.

Krisis finansial 2008-2009 berakibat signifikan pada ekonomi China. Negara itu mengalami penurunan tajam pada ekspor lantaran permintaan nan berkurang.

Ekonomi China mengalami perlambatan pertumbuhan, dengan pemerintah melakukan paket stimulus besar untuk mengurangi akibat negatifnya.

2. Pembelian Emas 2015-2016

Sekitar enam tahun setelah pembelian besar-besaran 2009, China kembali memborong emas sebanyak 708,2 ton pada 2015. Berselang setahun, 80,2 ton dibeli China.

Kala itu, Yunani mengalami krisis ekonomi akibat kegagalan bayar utang (default) sebesar 1,5 miliar euro pada International Monetary Fund (IMF) nan jatuh tempo 30 Juni 2015. Namun jumlahnya tetap sebagian mini dari total utang luar negeri negara itu sebanyak 243 miliar Euro.

Di saat bersamaan, saham bursa China juga anjlok. Nilai saham nan terdaftar di bursa merugi lebih dari US$3 triliun alias 30% PDB.

3. Pembelian Emas 2019

Setahun sebelum Covid-19 merebak, China membeli 95,8 ton emas. Pandemi itu diketahui menimbulkan krisis ekonomi, International Monetary Fund (IMF) menyebutnya sebagai The Great Lockdown alias masa Karantina Besar.

Covid-19 membikin negara-negara memberlakukan penutupan alias lockdown serta karantina untuk memutus virus. Namun kebijakan itu membikin banyak aktivitas produksi dan konsumsi berhenti.

4. Pembelian Emas 2022-2024

Ekonomi dunia pada 2022, alias dua tahun setelah Covid-19 mulai, juga tak kunjung membaik. Saat itu terjadi perang baru, rekor inflasi, hingga musibah iklim.

Hal tersebut membikin masyarakat bumi bersiap menghadapi lebih banyak kesuraman pada 2023. Keadaan juga tak membaik lantaran nilai konsumen mulai naik pada 2021 akibat Covid-19.

China sendiri diketahui membeli emas dalam jumlah 62,2 ton pada 2022. Berikutnya ditambah menjadi 224,9 ton tahun 2023 dan 2024 sebesar 44,2 ton.


(npb/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Tinggi, Bakal Kena Tarif Royalti Hingga16%

Next Article Belajar Dari Jepang, China Bisa Bangkit dari 'Kiamat' Saham

Selengkapnya