ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pemerintahan Presiden Donald Trump memberikan proyek senilai US$200 juta (Rp3,2 triliun) untuk OpenAI nan merupakan raksasa teknologi di kembali jasa AI terkenal ChatGPT.
Proyek itu untuk menyediakan tool AI bagi Kementerian Pertahanan AS, menurut pernyataan Pentagon pada Senin (16/6) awal pekan ini.
"[OpenAI] bakal mengembangkan prototipe kapabilitas AI terdepan untuk menghadapi tantangan keamanan nasional kritis, baik dalam domain peperangan dan perusahaan," kata Pentagon, dikutip dari Reuters, Selasa (17/6/2025).
Proyek ini terutama bakal dilakukan di Washington dan sekitarnya dengan perkiraan tanggal penyelesaian pada Juli 2026, kata Pentagon.
Pekan lalu, OpenAI mengatakan bahwa pendapatan tahunannya melonjak hingga US$10 miliar (Rp162 triliun) pada Juni 2025. Angka itu memposisikan perusahaan untuk mencapai sasaran setahun penuh di tengah maraknya mengambil AI.
Sebelumnya, pada Maret 2025, OpenAI mengatakan bakal mengumpulkan US$40 miliar (Rp651 triliun) dalam seri pendanaan baru nan dipimpun SoftBank Group.
OpenAI mengantongi 500 juta pengguna aktif mingguan pada akhir Maret 2025.
Pada April 2025, Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih merilis pedoman unik nan mengarahkan lembaga-lembaga federal untuk memastikan pemerintah dan masyarakat mendapat faedah dari pasar AI Amerika nan kompetitif.
Pemberian perjanjian baru untuk OpenAI dilakukan beberapa saat setelah Elon Musk mundur dari posisinya sebagai Kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di pemerintahan Trump, sekaligus penasihat unik Trump.
Musk diketahui sebagai salah satu pendukung militan Trump dalam kampanye Pilpres AS 2024. Ia menggelontorkan US$300 juta untuk mendanai kampanye Trump, sekaligus mengerahkan media sosial X untuk menyebar propaganda nan menguntungkan Trump.
Kedekatan Trump dan Musk sempat membawa berkah bagi Tesla dan bisnis-bisnis Musk lainnya, sebelum akhirnya ambruk lantaran mendapat sentimen jelek dari masyarakat luas. Trump dan Musk juga sempat bersitegang lantaran perbedaan pandangan mengenai kebijakan pemerintah dan anggaran negara.
Di sisi lain, Musk nan merupakan salah satu pendiri OpenAI juga terlibat kasus norma dengan mantan perusahaannya itu. Musk menuduh CEO OpenAI Sam Altman telah mengubah nilai perusahaan menjadi for-profit. Bahkan, Musk sempat menawar untuk membeli OpenAI, tetapi ditolak mentah-mentah oleh pihak OpenAI.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Siapkan Gadget Pengganti Smartphone, Ini Langkah Bos ChatGPT