Tarif Trump Bisa Tingkatkan Risiko Pembiayaan-tekan Ekspor Industri

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kebijakan tarif resiprokal nan diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) ke sejumlah negara berpotensi menekan keahlian ekspor industri, terutama nan berorientasi ekspor ke AS. Adapun industri nan mengalami tekanan ekspor, ialah tekstil karet, peralatan listrik, makanan, dan perikanan.

"Kebijakan tarif Trump berpotensi menekan keahlian industri berorientasi ekspor ke AS, terutama sektor tekstil, karet, peralatan listrik, makanan, dan perikanan," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).

Agusman juga menyebut akibat tersebut bisa dirasakan kepada lembaga pembiayaan PVML dalam negeri nan mendanai sektor-sektor tersebut. Hal ini disebabkan lantaran kemungkinan adanya akibat pembiayaan nan dapat meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Agusman menyebut pelaku industri perlu mitigasi sedari dini. Adapun beberapa upaya nan dapat dilakukan oleh pengusaha, seperti portofolio pembiayaan hingga penguatan likuiditas.

"Mitigasi nan perlu disiapkan oleh pelaku industri antara lain penilaian akibat nan efektif, diversifikasi portofolio pembiayaan, dan penguatan likuiditas," terang Agusman.

Seperti diketahui, Trump telah mengumumkan tarif impor tinggi ke puluhan negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri telah dikenakan sebesar 32%.

Mulanya, tarif tersebut bertindak pada Rabu (9/4) lalu. Namun, Trump memutuskan untuk menundanya selama 90 hari lantaran memicu beragam reaksi dari negara-negara sasaran.

Namun, Trump tetap menerapkan tarif 10% untuk impor peralatan dari semua negara sebagai kebijakan proteksinya. Sementara Indonesia memilih jalur negosiasi dengan AS.

Salah satu corak negosiasinya adalah Indonesia mau menyeimbangkan neraca jual beli dengan negeri Paman Sam. Caranya dengan menambah impor peralatan asal AS, mulai dari komoditas minyak dan gas hingga komoditas pertanian macam kapas hingga kedelai.

(rea/rrd)

Selengkapnya